Senin, 08 September 2014

KEMISKINAN STRUKTURAL MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA



KEMISKINAN STRUKTURAL MASYARAKAT PESISIR PANTAI DI KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA

TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH: STRUKTUR SOSIAL


Program Studi Sosiologi

Disusun Oleh:
KARMANSAH MIDIN          NIM.E51110069
NELLY OKTAVIANI NIM.E51110070
NIKODEMUS NIKO              NIM.E51110071
SITI FATMAWATI                NIM.E51110073

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNG PURA
PONTIANAK
2014

Mengenal Bahasa Dunia



 
Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi
Universitas Tanjungpura

Indonesia dikenal sebagai negeri beribu pulau, dari Sabang sampai Marauke. Negara ini dikenal sebagai masyarakat yang multikultural. Beragam kebudayaan di Indonesia menciptakan keindahan bagi dunia. Selain multi budaya, Indonesia juga multi bahasa. Keberagaman penggunaan bahasa saat ini adalah isu penting dunia. Di dunia ini lebih banyak masyarakat yang multilingual daripada monolingual. karena dengan adanya multilingual akan menentukan kelangsungan hidup dalam masyarakat yang multikultural seperti di Indonesia. Dan dengan sumber daya yang multi bahasa maka peran lebih mudah untuk diambil dalam berbagai bidang kehidupan.

SUMPIT SEBAGAI SENJATA KHAS ETNIS DAYAK DI KALIMANTAN BARAT (Suatu Kajian Ilmiah Tentang Sumpit Sebagai Senjata Khas Etnis Dayak di Kalimantan Barat)



Karya Tulis Ilmiah

SUMPIT SEBAGAI SENJATA KHAS ETNIS DAYAK DI KALIMANTAN BARAT
(Suatu Kajian Ilmiah Tentang Sumpit Sebagai Senjata Khas Etnis Dayak di Kalimantan Barat)




OLEH
NIKODEMUS NIKO
NIM. E51110071



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014




BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau tropis. Bangsa Indonesia juga merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan seperti nilai-nilai, norma-norma, tindakan dalam hidup bermasyarakat, dan benda-benda hasil karya manusia. Hasil kekayaan kebudayaan yang beranekaragam itu lahir dan terbentuk karena adanya usaha nenek moyang kita pada masa lampau dalam mengatur kehidupan dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Goresan Tanpa Judul 4


 
Selamat malam entah siapapun disana. Tak ingin lagi mengingat tentangmu, tak ingin lagi tuk menyebut namamu. Bagaimana kabar mu dan cinta baru mu? Ku harap engkau bahagia bersama dia pilihan hati dan cintamu. Cinta yang kemarin kamu ceritakan kepadaku, tentang kisah sayang kamu dan dia.
Aku tahu kamu bahagia, pasti bahagia. Semua tergambar jelas dalam status-status di akun facebookmu. Maaf bila diam-diam aku selalu membuka timeline mu sekedar untuk melihat status terbarumu, ini memang terkesan konyol. Tapi aku bisa apa? Hanya itu yang bisa aku lalui meski terkadang bersama air mata. Iya, air mata yang hanya sekedar tuk ungkapkan kebahagiaan ini karena menyaksikan sendiri kebahagiaan yang kamu ukir bersama nya, iya bersamanya, bukan bersama ku. Mungkin aku berbohong kali ya jika aku berkata jika aku juga turut bahagia dengan kebahagiaan mu, begitu kah? Entahlah. Aku juga tidak cukup mengerti akan hal itu.

Dilematis Keberagaman Seksual dan Stigma



Notes By: Aries Pena

Manusia merupakan mahkluk sosial yang pada hakikatnya akan membentuk sebuah struktur ataupun sistem masyarakat yang akan melahirkan standar nilai maupun norma yang akan menjadi pedoman hidup. Pada kenyataannya interaksi di dalam masyarakat tidak pernah berjalan lancar tanpa adanya pertentangan. Pertentangan ini terjadi karena adanya perbedaan kebutuhan setiap orang. Dari segi kebutuhan tentunya masing-masing individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila kebutuhan individu tersebut bertentangan atau bahkan mengancam kebutuhan individu lainnya, dapat dipastikan akan muncul konflik antar individu untuk mempertahankan pemenuhan kebutuhan masing-masing. Untuk menghindari pertentangan tersebut, dibutuhkan suatu tatanan masyarakat yang mengatur interaksi antar individu yang dinamakan norma sosial. Norma sosial lahir dari konvensi sosial untuk membantu orang berperilaku baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Politik dan LGTB


Notes By: Aries Pena

Politik merupakan sebuah strategi; Memenuhi kemauan dan kepentingan; Pertarungan kepentingan untuk kebutuhan orang banyak dan Politik adalah ruang dimana kita harus berjuang untuk memperjuangkan kebutuhan kita. Lalu sudah adilkah politik di negeri ini? Belum. Sangat banyak sekali kaum minoritas yang tertindas oleh kebijakan-kebijakan politik, terutama kaum LGTB. Kaum minoritas menindas kaum minoritas, hal ini mungkin cocok untuk menamai situasi saat ini. Anggota parlemen juga merupakan kaum minoritas, namun mereka memiliki kekuasaan. Tetapi berbanding berbalik dengan kaum LGTB yang merupakan kaum minoritas yang terpinggirkan. Disinilah terlihat fungsi politik yang tidak secara adil.

Adakah Hari Esok Untuknya?


Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi
 
Malam kini telah terganti pagi yang menyapa dengan mentari pagi. Mengawali hari yang penuh kejutan ini, ditemani embun yang kian menepis di dedaunan. Dengan penuh semangat pagi ini, aku melangkahkan kaki menuju kampus Biru yang tak lama lagi akan aku tinggalkan, iya dalam beberapa bulan kedepan saat aku memperoleh gelar sarjana. Sekarang aku sedang bersemangat untuk menyelesaikan tugas akhir ku. Skripsi, yah begitulah banyak orang menyebutnya.

Janjian ketemu di kantor jam 10.00 siang ini. Mengiringi aku menuju kantor KPA Kota Pontianak, mentari bersinar menyengat kulitku. Setiba nya di sana, orang yang ingin aku temui tidak berada di tempat melainkan sudah di lapangan. Aku berusaha menghubunginya agar hari ini aku bisa untuk turun lapangan. Dan akhirnya aku di suruh datang langsung ke rumah sakit sudarso pontianak.

Hari ini adalah hari yang belum pernah kubayangkan dalam hidup sebelumnya. Masuk ke dalam kehidupan ODHA dengan kategori pengguna narkoba jarum suntik (penasun) yang ada di kota pontianak.

Detak jantung berdegup kencang, mengiringi langkah ku menuju kantin belakang RS. Soedarso tempat dimana terapi metadon untuk para pengguna narkoba jarum suntik berkumpul siang ini. Mereka kerap kali datang ke tempat ini kala mereka sedang sakaw, dengan terapi metadon ini mereka dapat mengganti cairan metadon sebagai pengganti narkoba jarum suntik. Hal ini salah satu home reduction upaya pencegahan penularan HIV melalui jarum suntik, dan tidak pernah di sangka aku kini berada di tengah mereka.

Aku berusaha bersikap santai, berusaha relax dalam segala tindakan ku. Wajah ku pucat pasi, tubuh ku gemetaran kala itu, namun aku selalu santai dalam berdiskusi dengan kelompok penasun ini. Dan ini lah kehidupan mereka, hidup penuh bahagia (bagi mereka). Hidup hanya begini-begini saja, “Kalau tidak masuk penjara, ya meninggal” ungkap salah satu dari mereka. Beginikah kehidupan orang yang sudah kecanduan narkoba? Masa depan mereka di renggut oleh obat haram yang berupa butiran debu itu.

Meski mereka penyandang ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) tetapi mereka adalah saudara kita. Tidak pantas kita untuk mengasingkan mereka dalam pergaulan kita sehari-hari. Mereka tidak berbahaya, mereka hidup layaknya manusia pada umumnya. Justeru, melalui mereka lah kita dapat belajar menghargai kehidupan. Agar kita jangan sampai terjerumus ke dalam jurang yang sama seperti mereka. Melalui mereka kita dapat berbagi cerita kehidupan, dimana kita selalu saja mengeluh karena kekurangan. Sementara mereka, masih tetap bersyukur menikmati sisa hidup yang mereka miliki. Setidaknya hal itu yang aku temukan dalam kehidupan mereka.

Taman Kampus atau Tempat ‘Nongkrong’


Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Untan

Kampus merupakan tempat bagi mahasiswa dan mahasiswi untuk menimba ilmu. Baik itu mahasiswa S1, S2 maupun S3. Saya bersyukur menjadi bagian dari salah satu kampus di Universitas Tanjungpura Pontianak, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Menimba ilmu di Fakultas tercinta ini tentu impian bagi banyak orang, termasuk saya.

Lebarankah Mereka?


Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Untan

Menjelang hari raya Idul Fitri tahun 2014 ini saya memang sengaja untuk tidak pulang ke kampung halaman. Meskipun saya sendiri tidak ikut merayakan, namun kemeriahan nya di Kota Pontianak sungguh terasa.
Malam yang indah untuk berkeliling, karena malam ini malam lebaran yang pertama, dimana takbiran bergema hingga di pinggiran kota. Momen yang indah pula untuk jalan-jalan sekedar untuk menikmati segarnya angin di malam hari.
Padatnya kendaraan di jalan raya membuat sejumlah jalan kota macet. Meski jalan-jalan tanpa arah dan tujuan mau kemana, saya tetap menikmati perjalanan malam yang di hiasi kembang api di langit yang menambah pesona indahnya Kota Pontianak. Walau kabut asap yang sedikit agak mengganggu dalam perjalanan.
Malam takbiran yang sungguh indah ini aku menemukan seorang kakek tua yang sedang menarik gerobaknya di depan salah satu Mall di Kota Pontianak. Kakek berpakaian lusuh dan tidak memakai alas kaki itu tidak menghiraukan sekelilingnya, betapa susahnya mencari uang di kota mungkin yang ada dalam benaknya “Yang penting bisa makan untuk malam ini.”
Setelah melewati jalan itu, aku hendak pulang ke rumah. Kondisi sama masih terjadi, macet dan padat. Di jalan Ahmad Yani 1, saya juga menemukan sejumlah pengemis yang masih meminta-minta di lampu merah. Dua orang ibu-ibu dan satu orang anak dalam gendongan ibu nya. Di malam yang penuh kemenangan ini, apakah mereka tidak ikut merayakan? Sungguh kasihan, karena kemiskinan yang memaksa mereka untuk meminta belas kasihan orang di malam lebaran.

Lomba Karya Tulis Ilmiah (Tingkat Mahasiswa) Nasional 2014 HMJ AN Bekerjasama dengan Universitas Jenderal Soedirman



Himpuan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman merangkul pemerintah, swasta, masyarakat, terutama mahasiswa untuk turut berperan dalam menuntaskan masalah-masalah pedesaan serta mewujudkan pembangunan pedesaan yang berkeadilan dengan tema “Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Pembangunan Pedesaan yang Berkeadilan”. Lomba karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat mendorong kreatifitas dalam menuangkan ide pikirannya dalam sebuah hasil karya tulis ilmiah yang menarik. Ada beberapa tema karya tulis ilmiah ini, adalah sebagai berikut: 
  1. Teknologi  : Inovasi teknologi bagi masyarakat desa yang praktis dan multifungsi
  2. Sosial Budaya : Nilai-nilai sosial budaya sebagai penguat kedaulatan rakyat
  3. Pendidikan : Inovasi pelayanan dan pemenuhan pendidikan bagi masyarakat pedesaan
  4. Ekonomi : Inovasi ekonomi bagi masyarakat desa yang murah dan berdaya saing
  5. Lingkungan : Pelestarian dan pemeliharaan ekosistem lingkungan pedesaan
  6. Pangan : Inovasi pemenuhan pangan bagi masyarakat luas
  7. Kesehatan  : Akses dan layanan kesehatan bagi masyarakat pedesaan

‘Anak Tiri’ Kampus


Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi FISIP Universitas Tanjungpura

“Kapan sidang skripsi?” Setidaknya pertanyaan ini yang selalu terlontar dari teman-temanku saat di kampus. Cukup mengganggu memang, karena sudah semester 9 masih saja betah jadi penghuni kampus. Cukup malu juga dengan teman-teman se-angkatan (2010) yang sudah pada seminar bahkan mendapatkan gelar sarjana di ujung namanya. Dan juga malu dengan adik-adik tingkat yang tentu menganggap senior-seniornya cukup ‘tidak pintar’ dalam menempuh kuliah. Padahal bukan karena goblok kami masih berada di kampus, tapi karena bobrok yang masih saja bergelantungan bersarang di dinding-dinding kampus.

Kamis, 04 September 2014

Indonesia: Multilingualism Society




Nikodemus Niko
Age 21, Indonesia
Tanjungpura of University, West Kalimantan

Indonesia is my beloved country. My country known as multicultural society. Diverse culture in indonesia create wonderfulness for the world. Besides multicultural indonesia also multilanguage. Diversity of language use today is the key issue in the world. In the world of many multilingual communities than monolingual. because of the existence of multilingual will determine the viability of a multicultural society like in Indonesia. And with multi language resources and roles are easier to take in various areas of life.
The language spoken in indonesia in general, is the language of indonesia but every society we have the language of an area or a mother tongue that different. Indonesian language we got through formal education, while the language of an area or a mother tongue we are getting have been since birth. Indonesian children’s who are already going to school already be called as multilingual because they had already use some languages in part or all of.
Language regions in indonesia very much, even hundreds of the number. The ability to control some languages is something positive, by controlling more than a few subordinating someone will be easier interact with others. Ingeniousness speaking in a multilingual very dependent on an opportunity to use various language in life. The more opportunity and cleverness in various language will be properly formed.
Besides in indonesia still many countries who uses more than one language. In the countries listed in UN organizations, perhaps there are still many people who have yet to recognize the official languages of the UNITED NATIONS. For example in Indonesia, not many people know that Indonesia there are six official languages of the United Nations, namely the language United Kingdom, France, Russia, and Spain, Arabic and Chinese. As long as this community of lay society especially Indonesia only learned that the language used in the UN is English as working language.
Multilingual countries respond more development information and can determine a more comprehensive attitude towards their nation's progress. This fact can be connected with the theory of Sociolinguistics that multilingual has brought enlightenment in various fields such as trade, education, religion, politics and science and technology. How important and magnitude multilingual this positive impact.
In Indonesia the Community claimed to be able to use more than one or two languages. However, it is unfortunate because the dissemination of official language in the UN scanty unknown society. Mastering the various languages by individuals or a group of people is very necessary because of an increase in human resources and the quality of its activities in a globalized world cannot be separated from the role of multilingual. Hopefully the people in the world more aware of the significance of the multilingual in the International speaking. Especially for the six official languages in UNITED NATIONS organizations.