Selasa, 20 Juni 2017

How to Survive in Bangkok, Thailand (4)

Bangkok, ibu kota Thailand yang sangat tersohor. Banyak yang menyebutnya sebagai shopping paradise, sex of the city, dan macam-macam. Pada dasarnya kota tersebut menganut sex bebas. Bukan ini intinya, melainkan tempat yang aku kunjungi di Bangkok.

Day 1. di Bangkok

Seperti misi ku, kemana-mana jalan kaki. Jadi hari pertama aku sudah jalan kaki di Bangkok. Bangkok adalah kota yang ramah pejalan kaki, trotoarnya sangat bagus dan manusiawi. Dari Silom Rd, aku menelusuri sepanjang jalan menuju Chulalongkorn University, hampir setengah hari aku berkeliling di universitas yang tersohor di negeri gajah tersebut.

How to Survive in Bangkok, Thailand (3)

Setelah 4 hari di Pattaya, hari kelimanya aku langsung move ke Bangkok. Disanalah pertualangan sebenarnya. Dari Pattaya ke Bangkok menggunakan bus ekonomi seharga 117 Bath dengan tujuan akhir di Terminal Ekkamai. Terminal ini yang terdekat dengan pusat kota, berbeda dari Terminal Mo Chit yang sangat jauh dari pusat kota Bangkok.

Hallo Again Bangkok. :)

Perjalanan dari Pattaya ke Ekkamai sekitar 3-4 jam. Setelah tiba di terminal Ekkamai aku langsung nyari taksi buat ke hostel. Aku menginap di daerah Silom Rd, dari terminal Ekkamai naik taksi dengan harga 110 Bath (ini jadi kurang lebih harga bus). Sebenarnya akan lebih murah jika kita mengetahui nomor-nomor bus kota yang ada di Bangkok. Karena aku takut nyasar, jadi milih taksi aja. Setahun lalu, saat aku ke Bangkok naik taksinya tidak semahal sekarang. Apa BBM pada naik yak?

Penginapan di Silom sangat strategis banget. Nama hostelnya Mad Cow Hostel Silom. Aku menginap disana selama 5 malam dengan harga total 600 Bath, atau kalau dirupiahkan sekitar 250ribu. Jadi semalamnya seharga 50ribu. Kamarnya cukup nyaman, bed tingkat sebanyak 5 dalam satu kamar. Jadi isi sekamar 10 orang kalau bed nya penuh. Penjaga hostelnya orang Malaysia, jadi bisa bercakap dengan bahasa Melayu.

How to Survive in Bangkok, Thailand (2)

Day 1, di Pattaya.

Aku di Pattaya sebenarnya tidak sedang travelling melainkan mengikuti International Forum mewakili Indonesia, dan untuk hal ini di danai oleh suatu lembaga. Namun, aku berangkat ke Pattaya H-2 penyelenggaraan conference, jadi harus bayar penginapan pribadi selama dua malam. Aku rekomendasikan penginapan Le Private Hostel, selain murah juga strategis lokasinya, tidak jauh dari pantai. Per-malam untuk penginapan di hostel ini 90-an ribu rupiah, untuk kamar private dengan kipas angin. Kamarnya luas, bisa muat berdua, jadi bisa sharing bayar penginapan.

Kamis, 15 Juni 2017

How to Survive in Bangkok, Thailand (1)

Aku melakukan perjalanan ke Thailand bukan karena disengaja, melainkan insiden, yang sama sekali tidak aku persiapkan dengan matang. Aku menghadiri international research forum yang bertempat di Pattaya, dan aku berpikir, rasanya tidak afdol jika ke Thailand tanpa singgah di Bangkok. Persiapan perjalanan ini hanya aku siapkan dalam waktu dua hari, H-2 beli tiket pesawat dan H-2 booking hostel. Jadi, kota yang aku tuju adalah Bangkok dan Pattaya.