Kamis, 04 September 2014

Orang itu Tetap Aku

By: Nikodemus Niko



Mengisi kosongnya malam ini, aku hanya bisa berdamai dalam lagu masa lalu yang pernah kamu putarkan kala bersamaku. Aku selalu memahami kesedihan yang kini datang silih berganti, namun aku selalu tersingkirkan saat bahagia itu mulai terlihat. Apakah aku selalu berlabuh di tempat yang salah? Sehingga kesedihan selalu menghampiriku. Mengapa kebahagiaan selalu terenggut oleh orang lain? Padahal aku selalu cukup tabah hadapi semua ini. Sabar dalam setiap kesakitan hati yang aku rasakan karena kamu. Iya, kamu yang tiada lagi kabar hingga kini. Atau bahkan menjadi temanmu pun aku tidak pantas? Entahlah!
Apa kamu tak mengerti? disini, aku selalu menantimu. Di hati ini aku benar-benar tulus menyayangimu. Namun, saat ini lelah telah mulai menghampiriku, haruskah aku mengendap-endap pergi, diam dan sunyi? Agar hati ini tak lagi berharap tentangmu. Agar rasa ini kan terbunuh oleh waktu yang entah kapan. Aku sudah teramat lelah dengan semua rasa semu ini. Aku sudah terlalu lelah dengan bahagia yang kuciptakan dalam kepura-puraan ini. Sejujurnya, aku sangat tersiksa karena merindukan mu. Aku sangat terluka saat tahu kau tak lagi sendiri (kini).
Aku mengerti mungkin ini bukan masaku untuk merasakan kebahagiaan atas ketulusan yang ku beri untuk cinta. Selalu saja orang yang kucintai pergi begitu saja, iya tanpa ia bisa tetap bertahan sebentar saja tuk pahami rasaku. Aku mempunyai sejuta rasa sabar untukmu. Kala kau sedih, sendu dan bimbang, datanglah padaku, bila kau butuh tempat tuk bersandar datanglah dan bersandarlah di hatiku (lagi). Mungkin kamu akan merasakan berartinya diriku setelah kamu tahu bertapa berartinya orang yang benar-benar tulus mencintiamu, dan orang itu masih tetap aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar