Kamis, 02 Januari 2014

Bayang-Bayang Janji Pemerintah



Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Fisip Untan

Listrik merupakan salah satu komponen yang sangat berperan banyak dalam kehidupan suatu bangsa dan bahkan bagi setiap manusia. Listrik juga sudah menjadi kebutuhan dasar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi penarik pertumbuhan ekonomi. Komitmen sesuai dengan visi dan misi PLN agar semua masyarakat dapat menikmati penerangan listrik dari PLN belum dapat kami rasakan di dusun Manang hingga jaman teknologi saat ini. Saat saya pulang ke kampung halaman pada bulan desember lalu, hanya beberapa rumah yang dapat menikmati terangnya lampu dengan menggunakan mesin genset berbahan bakar minyak solar dan bensin, namun itu hanya bagi yang mampu saja.

Yang perlu menjadi pertanyaan yaitu Apakah tidak ada anggaran dari pemerintah kabupaten untuk pengembangan daerah terpencil khususnya dalam pembenahan listrik? Sungguh ironis, sudah 68 tahun indonesia merdeka dan sudah 68 tahun pula kami hanya menikmati janji-janji saja. Kehidupan kami tidak banyak berubah dalam waktu lebih dari setengah abad ini. Di jaman teknologi ini kami belum bisa menikmati penerangan listrik. Hal ini menandakan bahwa kami belum merasakan kemerdekaan itu. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tertulis “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, apakah ini adil?

Telinga kami hanya dipenuhi janji-janji manis para orang-orang yang tinggi dari kami. Saya ingat betul isi wawancara dengan pejabat desa Cowet, Kecamatan Batang Tarang pada tahun 2012 silam yang mengatakan bahwa pada tahun 2013 seluruh dusun dan RT di desa cowet akan di aliri listrik karena sudah ada tanggapan dari PLN pusat atas pengajuan proposal pada tahun 2012. Namun hingga tahun 2014 ini listrik tetap hanya menjadi angan semata bagi kami. Apalagi menyongsong pemilihan umum tahun 2014 ini, banyak Caleg yang datang dan mengumbar janji.

Rabu, 01 Januari 2014

Cinta, Kenangan dan Harapan



Oleh: Nico Ajah

Aku akan tetap berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku harus tetap ikhlas dan tabah untuk menerima apa yang kini telah terjadi dalam hidupku. Aku sungguh sadar, kehidupan ini terkadang mengharuskan ku menerima apa yang tidak aku harapkan dan tidak mendapatkan apa yang aku harapkan. “Ketika kita berencana maka biarkanlah Tuhan yang menjadi penghapusnya dan menggantikannya dengan yang lebih baik.” Biarkan ini menjadi sebuah kenangan manis yang mungkin tidak akan bisa aku lupakan dalam bingkai hidupku. Mengenalmu, ya mengenalmu. Mungkin aku salah mengenalmu, dalam terdiam aku tidak memberitahu akan perasaan yang pernah ada dalam hatiku. Cinta. Iya, aku yakin itu cinta. Cinta yang tidak akan mungkin terbalaskan olehmu. Cinta yang tidak pernah akan terjawab oleh waktu.
“Semua akan berakhir pada waktunya
Tak akan ada yang tersisa
Semua yang ku miliki akan hilang
Yang tersisa hanyalah cinta...”

Sebongkah Kenangan



Oleh: Nikodemus Nico
Malam kian terhanyut dalam kelambu rembulan yang menyapaku melalui angin lembut. Membasuh keheningan, Menyentuh kesepian dengan tulus. Bayangan masa silam kini terlintas indah dalam benakku, menghanyutkan ku dalam kenangan itu. Ku tatap rembulan yang tersipu dengan wajah sendu. Aku ingin sejenak lena hingga ku terlelap dalam serpihan kenangan yang membuatku tak ingat akan tidurku yang telah larut.