Rabu, 16 April 2014

Memahami Kemiskinan Perempuan di Kota Pontianak



Oleh: Nikodemus Niko
Tidak mudah untuk memahami kompleksitas kemiskinan perempuan yang sesungguhnya. Membahas mengenai perempuan dan kemiskinan tidak terlepas dari kehidupan di kota-kota besar. Perempuan sebagai bagian dari komunitas kaum miskin merupakan pelaku sekaligus korban dari ketidakadilan konsep pembangunan. Namun secara sadar bahwa kaum perempuan berperan dalam menjaga keselarasan dan kelangsungan kehidupan generasi kita selanjutnya. Lalu kenapa ketidakadilan selalu mengarah kepada mereka?

Senin, 14 April 2014

Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Anak Muda

Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita telah sering mendengar dan membaca berita tentang narkoba di media elektronik maupun media cetak. Di Indonesia, peredaran obat terlarang ini sudah menjadi alah satu permasalahan utama yang harus segera diatasi terutama di kalangan anak muda. Meluasnya narkoba di Indonesia terutama di kalangan generasi muda karena didukung oleh faktor budaya global. Ciri utama budaya tersebut amat mudah ditiru dan diadopsi oleh generasi muda karena sesuai dengan kebutuhan dan selera muda.
Menurut pakar kesehatan pengertian narkoba adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis. Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.
Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa narkotika adalah “Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang  menggunakannya dengan memasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut  bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.
        Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja,heroin, kokain, morfin, dan opium.
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.

3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

Katakan TIDAK Pada NARKOBA
Narkoba bisa memabukkan karena seluruh saraf-saraf dalam tubuh tidak berfungsi layaknyaorang normal sehingga orang yang mengkonsumsi narkoba seperti orang gila.Apabila terlalu sering menggunakan narkoba maka orang tersebut akan ketagihankarena mengakibatkan ketergantungan terhadap obat-obatan itu. Cara apapundilakukan oleh pemakai narkoba supaya bisa membeli narkoba, seperti merampok,mencuri dan sebagainya. Oleh karenaitu dituntut adanya peran serta dari berbagai pihak di Indonesia yang dapat memeranginarkoba. Salah satunya konselor sebagai pendidik dilingkungan pendidikan juga dapat ikut berpartisipasidalam upaya memerangi obat-obatan terlarang tersebut.
Terdapatdua faktor penyebab anak muda menjadi pelaku penyalahgunaan narkotika, yaitu:
  1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna narkoba.
  2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan tetapi makin banyak faktor-faktor tersebut, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkotika. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi penyalahgunaan narkotika.
Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang akan menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsikognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu narkoba telah dilakukan, namun hal ini selalu terbentur pada lemahnya penegakan hukum. Beberapa bukti lemahnya penegakan hukum terhadap kasus narkotika adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu, bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen) banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut akan dihukum mati.
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dapat dilakukan melalui beberapa upaya pencegahan, sebagai berikut ini:
1.    Pencegahan Primer (Primary Prevention)
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali kelompok yang mempunyai resiko tinggi untuk meyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan itervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara lain: Penyuluhan tentang bahaya narkotika, Penerangan melalui berbagai media mengenai bahaya narkotika, Pendidikan tentang pengetahuan NAPZA dan bahayanya.
2.    Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan pada penyalahguna pada tahap coba-coba serta komponen masyarakat yang berpotensi menyalahgunakan narkotika. Kegiatan yang dilakukan pada pencegahan ini antara lain: Deteksi dini anak yang menyalahgunakan narkotika, Konseling, Bimbingan sosial melalui kunjungan rumah, Penerangan dan pendidikan pengembangan individu.
3.    Pencegahan Tersier
PencegahanTersier Pencegahan ini dilakukan orang yang sedang menyalahgunakan narkotika dan yang pernah menyalahgunakan narkotika agar tidak kembali menyalahgunakan narkotika. Kegiatan yang dilakukan antara lain: Konseling dan bimbingan sosial kepada pengguna dan keluarga serta kelompok lingkungannya, Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bekas pengguna narkotika.
Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura
Jenis-jenis NAPZA

IBU

With Ibu Tersayang
Ibu Tercinta :*
Mengawali kata dalam goresan tinta ini, aku ingin berikan special *sun* untuk ibuku tercinta. Perempuan yang sangat aku cintai di dunia ini. Pasti semua 'kita' pasti tahu, karena ibu lah kita bisa hadir di dunia ini. Karena perjuangan nya lah kita dapat menghembuskan nafas yang mungkin belum pernah kita rasakan sebelumnya. Aku yakin kalian semua pasti sangat mencintai ibu kalian, tanpa terkecuali. Aku ingin bercerita tentang sosok perempuan yang mampu membuatku berdiri hingga saat ini.

'Uwak' begitu aku memanggil ibu ku. Dia adalah sosok perempuan yang tak bisa aku ceritakan dalam untaian kata dalam goresan ini. Namun, aku selalu memaknai setiap lantunan indah cerita tentang nya. Yah, aku ingin terus bercerita tentang nya. 21 tahun lalu ia yang bertaruh nyawa untuk menghadirkan ku ke dalam belahan bumi ini. Meski aku hanya mendengar cerita dari ayah, aku selalu percaya bahwa ibu ku adalah sosok perempuan mulia yang pernah aku ketahui.

Sedari aku kecil, sosok ayah jarang menemani kami di rumah. Ayah bekerja mencari nafkah jadi kuli di kota. Terkadang tiga bulan sekali pulang ke kampung. Keseharianku hanya ditemani sosok ibu. Ibu yang selalu temaniku saat keadaan apapun. Ibu bekerja membanting tulang membantu ayah, untuk kehidupan kami. Ibu yang mengajariku sabar, ikhlas dan selalu tetap bersyukur atas rejeki yang diberikan Tuhan. Meski serba kekurangan, seringkali hanya makan nasi putih di cacal garam, ibu tidak pernah mengeluh, sedikitpun. Aku sangat ingat waktu itu, sebungkus mi instan saja bisa kami makan dua sampai tiga hari. Meski aku tahu, ibu hanya dapatkan bagian kuahnya saja. Dia sering berkata bahwa dia sudah bosan makan mi instan, aku tahu bahwa ia sering berbohong demi aku. Untuk dapat melihatku tersenyum.

Dia selalu tersenyum untukku, tanpa beban. Padahal aku tahu, beban kami tidak cukup untuk menjadi alasan ia tersenyum. Dia lah yang mengajariku tegar tuk hadapi getirnya kehidupan. Meski aku masih terlalu belia untuk mengerti arti hidup dikala itu.

Yang terpenting dalam hidup aku, ibu adalah sosok pertama yang mengenalkan ku dengan 'Aksara'. Setiap kala senja mulai berganti pekat malam, ia pertama mengenalkan ku dengan huruf 'A', hingga aku hafal dan mengenal huruf 'Z'. Ibu ku bukanlah seorang yang pandai, ibu ku tidak tamat SD, ia hanya sempat mengenyam pendidikan terakhir di bangku kelas 3 SD. Tapi perjuangan nya sungguh tangguh. Jasa ibu tak akan pernah tergantikan oleh apapun dalam hidup aku. Aku berdiri hingga saat ini karena ibu. Tanpa ibu, aku bukanlah apa-apa.(jadi netes air mata).

Ibu, sosok yang selalu menjadi sumber kerinduan ku kini. Maafkan aku yang sering membuatmu khawatir. Maafkan aku yang akhir-akhir ini jarang memberi kabar. Sekarang aku ingin belajar mandiri, aku sudah bisa jaga diri dengan baik. Yang sayang ibu nya yuk kita bareng-bareng ucapkan dengan pelan dan gunakan hati. I LOVE YOU, MOM. FOREVER.

Pemilik Mimpi Kecil itu Seorang Pejalan Kaki

Sang Pemilik Mimpi Kecil
Aku adalah cermin senyuman yang belum tentu aku inginkan. Terkadang aku tersenyum untuk menepis rasa perih yang bersarang dalam dada, terkadang pula aku menyembunyikan rasa sakit di balik senyum ini. Tapi kini senyum itu tulus tanpa bernoda. Tanpa ada seberkas kefanaan sedikitpun. Ikhlas, tulus terpancar dalam senyum itu. Senyum terindah yang pernah aku miliki, senyum termanis yang tak pernah aku punya sebelumnya. Senyuman yang mungkin tanpa arti apapun untuk siapapun, tapi inilah senyuman termahal yang pernah Tuhan berikan untukku...

Menelusuri sengat mentari. Tanpa jacket yang biasanya aku pakai. Kubiarkan tubuh ini terpancar dengan penuh sinar berkilauan. Panas, menyengat, mungkin itu yang aku rasakan. Namun tidak menyurutkan senyum yang hari ini aku temukan itu. Berjalan kaki menuju kampus, hal itu sudah terbiasa aku lakukan setiap ada kelas kuliah atau sekedar nongkrong di kampus. Bukan suatu beban, semua aku lakukan dengan penuh senyum. Meski di pontianak ini rasanya sangat sempit ruang untuk para pejalan kaki. Banyak hal yang aku jumpai, segala nya dapat menjadi sumber inspirasi ku untuk menulis sesuatu yang hanya sekedar iseng aku coretkan. Hingga ku tuliskan mimpi kecil untuk para pejalan kaki. Aku ingin pejalan kaki memiliki hak sama kayak pengendara motor atau mobil. Bahkan aku ingin ada jalan khusus bagi pejalan kaki. Ini aneh, bahkan konyol, aku bukan siapa-siapa, hingga aku hanya bisa menertawakan diriku sendiri.

Semenjak pertama kuliah (3,7 tahun lalu) aku sudah terbiasa mengayunkan langkah berjalan kaki menuju kampus. Meski banyak yang terkesan tidak mengenakkan, terkadang ada yang melihat-lihat seperti melihat orang gila, terkadang pula ada yang berbaik hati untuk memberikan tumpangan. Banyak hal yang aku temukan dalam perjalanan kala itu. Hingga masa nya aku tinggalkan jalan kaki untuk beberapa waktu. Namun kini hal itu aku temukan lagi, sekarang. Semangat yang dulu pernah pergi, kini kembali menghampiri relung jiwaku. Senyum tanpa rasa mengeluh pada ayah, pada ibu.

Aku terlahir bukan dari keluarga yang serba ada, aku terlahir dari ayah yang selalu mengajariku tegar menghadapi hidup, ibu yang selalu mengajariku tuk selalu tersenyum hadapi cobaan hidup. Aku miliki nenek yang selalu sayang dan mengajariku arti kehidupan, aku miliki adik yang selalu aku cintai, sayangi lebih dari mutiara semahal apapun di dunia ini. Keluarga yang aku miliki kini tak akan pernah ternilai harganya oleh apapun juga di dunia ini. Aku selalu punyai mimpi kecil untuk buat mereka selalu tersenyum, untuk selalu buat mereka bahagia. Bukan hanya itu, aku juga ingin membuat orang-orang yang berada didekatku selalu tersenyum, tanpa ragu menyayangi aku, seperti aku sayangi mereka tulus.

Kuliner Sea Food Pontianak

Bercerita tentang kote Pontianak, tidak jauh dengan wisata kuliner nya. Mulai dari jajanan pinggir jalan, hingga restoran high class. Semua nya menawarkan berbagai macam menu yang khas. Serta racikan bumbu-bumbu nya yang sungguh menggugah selera.


Sea Food Special with Lemon Tea

Kali ini saya berkesempatan mencicipi kuliner ala Sea Food yang tak kalah enaknya dari masakan restoran (meski tak pernah makan di restoran sih, hehe). Rumah makan yang terletak di jalan Siam, Kota Pontianak ini menawarkan berbagai jenis masakan Sea Food. Saya memesan seporsi nasi goreng sea food dan segelas lemon tea.
Saat suapan pertama aja, sungguh berasa bumbu nya menari di lidah. Di tambah sambal khas secuwil mangkuk kecil. Aku cuma bisa bilang "Huajebbb" bingitt... (Sambil tertawa lebar, meski gak selebar daun kelor).
Mancap Bingitzzz

Selesai memborong semua butiran nasi di piring, aku menikmati rasa lemon tea yang sungguh menyegarkan seluruh badan. (Sambil terpejam, berasa sedang dikipasin gitu kayak di iklan-iklan). Top abiez deh. Abis makan pedes, terus di sambut rasa mint yang menyegarkan, pas banget...

Di tempat makan yang satu ini, lumayan terjangkau (sih). Nasi goreng sea food+lemon tea nya kalian cukup merogoh kocek Rp.21.000. Kudu di coba nih... Yukk maree...

Bocah Kecil itu Pejuang ‘Lampu Merah’



Lalu lalang kendaraan di Jalan Ahmad Yani Pontianak sore ini mengiringi langkahku menuju jalan Arteri Supadio. Sepanjang perjalanan, kemacetan panjang memang sudah menjadi konsumsi pengguna jalan di Kota Pontianak. Aku memang seorang pejalan kaki kemanapun aku pergi. Dengan berjalan kaki, kita dapat mengurangi panas yang selalu saja kita rasakan di Bumi Khatulistiwa tercinta ini.

Sabtu, 12 April 2014

Ketika Generasi Muda Berbicara Politik



Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Untan

Tahun 2014 ini merupakan puncak memanasnya politik di Indonesia. Jika kita melihat kondisi politik di Indonesia maka tidak akan jauh dari sebuah kekuasaan. Dewasa ini politik justru seringkali di gunakan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan. Para birokrat bangsa sepertinya masih terlalu sibuk untuk terus berebut kursi kekuasaan, hingga pada akhirnya rakyat yang menjadi korban dari kondisi politik yang ada sekarang. Di luar sana masih banyak kita lihat masalah soal kemiskinan, putus sekolah dan kelaparan. Namun sepertinya para pejabat belum tersentuh untuk menuju ke sana, mereka hanya masih berkutat dengan masalah kekuasaan. Atau hanya muncul sebagai ‘pahlawan’ saat-saat dekat waktu pemilu. Gencar mencari perhatian rakyat kecil untuk memperebutkan kursi kekuasaan. Tetapi setelah duduk di tahta, mereka akan seolah mati rasa dengan keadaan rakyat kecil yang memilihnya.

MASALAH HUBUNGAN KERJA TKI DI MALAYSIA



MATA KULIAH: MASALAH HUBUNGAN KERJA
DOSEN: Dra. Rupita, M.Kes

OLEH:
1.     NIKODEMUS NIKO           NIM.E51110071
2.     APRIYATI                                 NIM.E511100
3.     LIA ROKA                                NIM.E511100

PROGRAM STUDI: SOSIOLOGI

Brengsek itu ‘Ayah’


Oleh: Nico Ajah
“Ayah!!!”
Mataku tertuju pada sosok yang tidak asing dimataku. Dia adalah ayahku, sedang menggandeng perempuan lain yang aku ketahui itu bukanlah mama. Semenjak minggat dari rumah, ayah tak pernah lagi ada kabar. Mama pernah bilang kalau ayah memang sudah menikah lagi. Tapi apakah secepat itu? Apakah ayah sudah lupa dengan janji suci dengan mama ketika menikah dulu? Ayah kemudian pergi meninggalkan kami. Dan tepat seminggu ayah pergi dari rumah.
“Mama pasti terluka kalau mengetahui ini”

Seuntai Kata yang Pernah Kutitipkan



Oleh: Nico Ajah
Embun malam kembali menyapaku lembut bersama beningnya pagi yang kini perlahan menjelang. Mimpi ku yang penuh yaman berbunga itu seakan menjauh. Kicauan burung yang beterbangan adalah alasan dari hidup ku ini masih berlanjut. Dunia ini benar-benar bukan tempat yang adil untuk ku singgahi, lagi lagi aku harus menanggung derita tiada habis dan mengoyahkan nalar yang membuatku masih menangis disini. Maafkan aku Tuhan, Aku belum bisa mensyukuri Keadaan ku sekarang.
Keindahan, mungkin hanya kata itu yang mampu melukiskan perasaanku saat pertama mengenalnya dulu. “Ucup” begitulah aku memanggil namanya dengap penuh sayang. Dia adalah sosok cowok yang dapat membuatku merasa nyaman.

Dear Tuhan



Oleh: Nico Ajah
Senandung mega hitam yang menemani awan cukup menutup mentari di sore yang mendung ini. Rintik hujan yang kini mulai membasuh bumi membuatku seakan larut dalam lamunanku. Aku masih termangu disudut kamar yang tidak mewah ini, menatap lembaran kertas yang kian berserakan di lantai. Air mata mulai mengalir dari kedua mataku, semakin kian deras hingga aku terisak dalam tangis. Tiada kata yang dapat aku ucapkan. Sembari mengusap air mata, aku memulai untuk menggoreskan kata demi kata dalam sebuah buku kecil yang selama ini selalu menjadi teman setiaku.