Rabu, 22 November 2017

Karena Cinta Tak Sekedar Hanya Mengecap Bibirmu


Melodi rindu mulai redup, seiring bersama waktu lamanya kau dan aku tak lagi bersama. Aku cemburu dengan orang-orang yang setiap hari dapat melihatmu, dapat ngobrol denganmu. Aku bahkan sangat cemburu pada hujan yang dapat dengan mudah menikmati tubuhmu. Semua tidak adil yang aku rasakan kusimpan pada kotak kerinduan yang suatu masa akan kutumpahkan ke laut.

Surat Untuk Gino


Hai Gin, kuharap kamu dalam keadaan baik. Aku juga baik-baik saja, Gin. Gimana kuliahmu disana? Aku terus mendoakan tentangmu; ragamu, kuliahmu, dan masa depanmu. Gin, aku hanya mencintaimu dalam doa, sampai hari ini. Dan kau tak perlu mengetahui itu sedalam apa. Belajar yang rajin, fokus dan jangan bebankan pada pokok lain selain subjek pelajaranmu. Aku ingin kamu lulus dengan segera, lalu pulang untukku. Walau aku tahu, kau pulang bukan pada tujuan ingin bersamaku. Gin, dapat melihatmu saja aku sudah meluruhkan segala rindu yang bersarang. Terlebih mencium wangi tubuhmu setiap hari.

Minggu, 12 November 2017

Begini Rasanya Wisuda Tanpa Kehadiran Orang Tua


Pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses aku menyelesaikan studi. Bahwasannya suatu mimpi yang panjang aku dapat menempuh sekolah hingga sejauh ini. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas aku tidak pernah bermimpi untuk memasuki perguruan tinggi, aku berasal dari keluarga miskin yang tidak akan mampu membiayaiku kuliah.

Jumat, 18 Agustus 2017

Hilang Nekat di Hong Kong

Bulan Juli 2017 akan menjadi rencana bulan liburan sejak 9 bulan lamanya, artinya dari bulan Oktober 2016 sudah prepare buat beli tiket. Tiket pesawat kami beli pisah-pisah. Keberangkatan Jakarta-Singapore pake promo kursi gratis AirAsia. Kemudian Singapore-Hong Kong pake JetStrar Airline yang harganya Rp.600-an ribu (tiket JetStar bisa lebih murah jika beli langsung di website-nya, tapi harus pake kartu kredit untuk metode pembayaran). Trip ini tanpa persiapan itin atau apapun, pokoknya kami ingin menikmati Hong Kong versi kami, jadi tidak perlu menyusun itinerary. Penerbangan ke Hong Kong dimulai pukul 09.05 pagi dari Changi Airport, dengan jarak tempuh sekitar 4 jam.

Baca juga: http://nicodemus19.blogspot.co.id/2017/08/transit-in-singapore.html

Minggu, 13 Agustus 2017

Transit in Singapore

Aku ingin share perjalananku dan satu orang teman ke Hong Kong. Namun, sebelum menulis panjang lebar tentang Hong Kong, aku akan meruntutkan setiap persinggahan. Dan, persinggahan pertama kami adalah di Singapore karena penerbangan transit dari Jakarta ke Hong Kong.

Sabtu, 08 Juli 2017

Extremely Food in Thailand

Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa "masakan ibu membuatmu rindu rumah dan kampung halaman". Nah, aku menyetujuinya. Begitu pula jika kau berkunjung ke Thailand, wisata kulinernya pasti membuatmu nagih pengen ke Thai lagi dan lagi.

Pada postingan sebelumnya, aku membahas kuliner khas jajanan kaki lima di Bangkok dan juga Pattaya. Nah, pada postingan kali ini aku akan membahas makanan ekstrim yang pernah aku cobain. Khas memang, tidak biasa dan banyak yang mengatakan makanan seram dan menakutkan yang pernah ada.

Jumat, 07 Juli 2017

Wisata Kuliner yang Wajib Kamu Cicipi Saat di Bangkok, Thailand

Hari masih siang bolong, rasanya mimpi aja nih berada di Bangkok lagi. Aku sempat tidak percaya aku ke Thailand. Hahaha..... Ini karena dewi fortuna sedang berada di pihakku. Negara yang ingin aku kunjungi lagi, dan lagi adalah Thailand. Bahkan kalau yang memiliki skenario hidup menitipkanku hidup dan bekerja di Thailand aku mau banget. Hehehe....

Menyambung ceritaku pada posting sebelumnya. Setelah dari Pattaya, aku move ke Bangkok selama 5 hari. Ngapain aja di Bangkok selama itu, aku tidak bisa menguraikan jawabannya, karena aku benar-benar menikmati setiap sudut kota ini dengan berjalan kaki. Aku menginap di wilayah Silom Rd, pusat kota. Jadi kemana-mana bisa berjalan kaki, meski rute nya mutar dan jauh-jauh. Tapi, yang paling penting adalah mencicipi kuliner pinggir jalan yang murah meriah. Meski backpackeran, tetap dapat menikmati sesuatu yang unik dan murah meriah. Ini dia, aku sajikan beberapa makanan khas di Bangkok yang wajib kamu cicipi. Yuk disimak.......

Lost in Pattaya, Thailand

Pattaya adalah salah satu kota kecil yang wajib kamu kunjungi ketika di Thailand. Kota ini tidak begitu jauh dari Bangkok, ibukota negara Thailand. Sekitar 3-4 jam perjalanan darat, bisa menggunakan Bus umum, Uber atau Grab, Shuttle bus, dan pesawat tentunya. Pada perjalananku kali ini aku memilih menggunakan Bus umum yang warna biru, khas sekali. Jalur Bus umum ini bisa dari Terminal Mo Chit atau bisa dari Terminal Ekkamai. Berhubung aku penerbangan dari Jakarta-Bangkok menggunakan Thai Lion Air, jadi landingnya di Don Mueang Airport. Menurut beberapa referensi blog yang aku baca, tidak ada bus langsung dari bandara ke Pattaya. Kecuali jika landing di Suvarnabhumi Airport, bisa langsung ke ground 1 dan naik bus langsung ke Pattaya.

Setelah melewati imigrasi untuk cap paspor, aku langsung menuju pintu keluar 1 (tulisannya: exit 1) untuk mencari shuttle bus bandara menuju kota Bangkok. Tadinya mau nunggu, ternyata bus nya sudah mejeng di depan mata. Jadinya gak capek-capek menunggu (karena menunggu itu shakitt... Hikzz). Shuttle bus A1, jangan salah nomor bus nya. Shuttle A1 ini trayeknya Mo Chit BTS, dan terakhir Mo Chit Bus Terminal. Kalau A2 bisa langsung ke pusat kota, seperti Lumpini Park, Pratunam Market, dll. Nah, ketika bus tiba di Mo Chit BTS, penumpang pada bubar, bus seketika sepi, hanya tersisa 3 penumpang saja.

Selasa, 20 Juni 2017

How to Survive in Bangkok, Thailand (4)

Bangkok, ibu kota Thailand yang sangat tersohor. Banyak yang menyebutnya sebagai shopping paradise, sex of the city, dan macam-macam. Pada dasarnya kota tersebut menganut sex bebas. Bukan ini intinya, melainkan tempat yang aku kunjungi di Bangkok.

Day 1. di Bangkok

Seperti misi ku, kemana-mana jalan kaki. Jadi hari pertama aku sudah jalan kaki di Bangkok. Bangkok adalah kota yang ramah pejalan kaki, trotoarnya sangat bagus dan manusiawi. Dari Silom Rd, aku menelusuri sepanjang jalan menuju Chulalongkorn University, hampir setengah hari aku berkeliling di universitas yang tersohor di negeri gajah tersebut.

How to Survive in Bangkok, Thailand (3)

Setelah 4 hari di Pattaya, hari kelimanya aku langsung move ke Bangkok. Disanalah pertualangan sebenarnya. Dari Pattaya ke Bangkok menggunakan bus ekonomi seharga 117 Bath dengan tujuan akhir di Terminal Ekkamai. Terminal ini yang terdekat dengan pusat kota, berbeda dari Terminal Mo Chit yang sangat jauh dari pusat kota Bangkok.

Hallo Again Bangkok. :)

Perjalanan dari Pattaya ke Ekkamai sekitar 3-4 jam. Setelah tiba di terminal Ekkamai aku langsung nyari taksi buat ke hostel. Aku menginap di daerah Silom Rd, dari terminal Ekkamai naik taksi dengan harga 110 Bath (ini jadi kurang lebih harga bus). Sebenarnya akan lebih murah jika kita mengetahui nomor-nomor bus kota yang ada di Bangkok. Karena aku takut nyasar, jadi milih taksi aja. Setahun lalu, saat aku ke Bangkok naik taksinya tidak semahal sekarang. Apa BBM pada naik yak?

Penginapan di Silom sangat strategis banget. Nama hostelnya Mad Cow Hostel Silom. Aku menginap disana selama 5 malam dengan harga total 600 Bath, atau kalau dirupiahkan sekitar 250ribu. Jadi semalamnya seharga 50ribu. Kamarnya cukup nyaman, bed tingkat sebanyak 5 dalam satu kamar. Jadi isi sekamar 10 orang kalau bed nya penuh. Penjaga hostelnya orang Malaysia, jadi bisa bercakap dengan bahasa Melayu.

How to Survive in Bangkok, Thailand (2)

Day 1, di Pattaya.

Aku di Pattaya sebenarnya tidak sedang travelling melainkan mengikuti International Forum mewakili Indonesia, dan untuk hal ini di danai oleh suatu lembaga. Namun, aku berangkat ke Pattaya H-2 penyelenggaraan conference, jadi harus bayar penginapan pribadi selama dua malam. Aku rekomendasikan penginapan Le Private Hostel, selain murah juga strategis lokasinya, tidak jauh dari pantai. Per-malam untuk penginapan di hostel ini 90-an ribu rupiah, untuk kamar private dengan kipas angin. Kamarnya luas, bisa muat berdua, jadi bisa sharing bayar penginapan.

Kamis, 15 Juni 2017

How to Survive in Bangkok, Thailand (1)

Aku melakukan perjalanan ke Thailand bukan karena disengaja, melainkan insiden, yang sama sekali tidak aku persiapkan dengan matang. Aku menghadiri international research forum yang bertempat di Pattaya, dan aku berpikir, rasanya tidak afdol jika ke Thailand tanpa singgah di Bangkok. Persiapan perjalanan ini hanya aku siapkan dalam waktu dua hari, H-2 beli tiket pesawat dan H-2 booking hostel. Jadi, kota yang aku tuju adalah Bangkok dan Pattaya.

Kamis, 04 Mei 2017

Mengapa Penting Menulis Jurnal Ilmiah?

Menulis jurnal adalah suatu kewajiban bagi akademisi; dosen dan mahasiswa. Termasuk kewajiban bagi peneliti. Banyak yang mengatakan bahwa: "hasil riset, pemikiran kritis, akan bermanfaat lebih jika di publish dalam bentuk jurnal ilmiah". Selain menjadi kebaruan dalam bidang ilmu tertentu, juga merupakan bentuk penghargaan karya dalam bentuk publikasi ilmiah. Bagi dosen, menulis jurnal adalah suatu kewajiban untuk menuangkan pemikiran mereka selain mempublikasikan hasil riset. Kemudian, bagi mahasiswa menulis merupakan kewajiban juga, yang mana tugas/karya akhir seorang mahasiswa berupa tulisan skripsi/tesis/disertasi.

Sabtu, 15 April 2017

Boy Prostitute; Poverty and Life Style

This research entitle Boy Prostitute: Poverty and Life Style. This title adapted to the main theme taken up in the preparation of this book, that is boy prostitution. Background research on this book do in Pontianak city, Bandung city, Kuala Lumpur, Singapore and Bangkok. The method used for collecting data is observation (for Bangkok city, Kuala Lumpur and Singapore) and interview (for Pontianak city and Bandung). In Indonesia, based on the result of this research show that prostitution in boys still widespread. The pratices of boy prostitution are mostly secret and rarely known by the public. They has using social media as the supporting their action.
Cover book; Boy Prostitute; Poverty and Life Style
In the first chapter of this book is introducing of prostitution and identification practices of man and boy. Basically, these practices has happened since long centuries ago. Then how the people in Indonesia perceive on this phenomenon, which is very closely related to morality.

Paskah dan Pesan Perdamaian

Hari paskah merupakan puncak iman bagi seluruh umat kristen, baik protestan maupun katholik. Puncak iman ini dirayakan sebagai hari raya paskah yang setiap tahun diperingati sebagai hari wafat Isa Almasih. Berbagai ritual dan simbolisasi keagamaan digaungkan. Menandakan bahwa Tuhan Yesus yang wafat di kayu salib menebus dosa seluruh umat manusia. Yesus yang menderita sengsara, pada akhirnya bangkit dan naik ke surga.

Kamis, 06 April 2017

Surat Rindu untuk Mama


#Playlist: Guardian Angel
¶¶ Little baby up in heaven
Says to God “Do I really have to go?”
God replies “Yes, it’s your time to leave”
But don’t you worry, you won’t be there alone ¶¶
“Guardian Angel”—Leah West

Prolog: Hujan
Langit masih saja berselimut awan tebal. Gemuruh angin kencang mengajak pepohonan menari bersama. Daun-daun melambai diterpa butiran-butiran bening yang jatuh dari langit, basah. Kucoba menikmati aroma tanah yang menguap, sembari mengikuti irama hujan.

Minggu, 02 April 2017

Sensasi Literasi Thai Inspiration E-Library

Bagaimana kita menjelaskan tingkat literasi negara kita? Sedang hangat diperbincangkan 'melek literasi' yang ada di Indonesia. Pada hasil riset Programme for International Student Assessment tahun 2012 silam, menempatkan budaya literasi pada masyarakat Indonesia pada urutan 64 dari 65 negara yang di teliti di dunia. Negara kita menempatkan urutan terburuk ke-dua di dunia. Bahkan kalah dari negara Vietnam yang menempatkan urutan ke-20 kala itu. Tentu Thailand literasinya lebih baik. Bagaimana sih, perpustakaan yang ada di Thailand?

Pada perjalanan terdahulu, saya berkunjung ke Thai Inspiration E-Library; salah satu perpustakaan yang ada di Thailand. Letak perpustakaan ini ada di tengah kota Bangkok, satu gedung dengan ASEAN Cultural Gallery. Jika menginap di kawasan Khao San Road, sangat mudah ke perpustakaan ini. Cukup jalan kaki sekitar 10-13 menit saja. Letaknya pun tidak jauh dari Monumen Demokrasi.

Sabtu, 01 April 2017

Kemiskinan Perempuan di Perbatasan Indonesia-Malaysia


Tulisan ini tentang kemiskinan perempuan di wilayah perbatasan. Kemiskinan di Indonesia sudah menjadi isu yang berkepanjangan, dimulai semenjak masa penjajahan kolonial Belanda hingga masa teknologi modern kini. Penanganan berarti belum terlihat berdampak pada pengurangan kemiskinan, baik di tingkat lokal maupun tingkat nasional. Demikian pula di Kalimantan Barat yang merupakan wilayah strategis persinggahan antar negara seperti Malaysia dan Brunei Darusalam. Kemiskinan di Kalimantan Barat menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 401,51 ribu orang yang hidup dibawah garis kemiskinan (BPS, 2014), dimana jumlah kemiskinan lebih banyak dijumpai di wilayah pedesaan.

Apa Beda Pedofilia dan Gay?

Dua sahabat, sebut saja Ungkir dan Ingkir. Dua orang perantau gila yang jauh dari keluarga dan sanak saudara. Nggak ada duit, yang penting tetap ngobrol santai dan menikmati kopi sachet seharga seribu lima ratus.

Ungkir: “Woy, ing. Kau sudah baca berita yang anak di Jawa Barat itu jadi korban prostitusi gay?”

Ingkir: “Dih, Lo baca dimana ntu brita?”

Ungkir: “Aku baca di media onlen, si situ tertulis jelas kalau ada sembilan anak jadi korban gay. Kau kan gay, macam mana kau tidak tau issue ini!”

Rabu, 22 Maret 2017

Awareness Building Keberpihakan Kepada Petani Kecil


Nikodemus Niko
Mahasiswa Master Sosiologi—Universitas Padjadjaran
Ide ini disampaikan pada FGD kerjasama Pemkot Bandung, Pemkot Merauke dan Mata Garuda


Background
Pendekatan pembangunan daerah saat ini masih terkesan bersifat top-down, sedikit sekali implementasi pendekatan bottom-up. Semboyan “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” masih jauh panggang dari api. Pada dasarnya masyarakat lokal memiliki kapasitas untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan (participatory development). Pendeketan sosio-kultural sudah seharusnya menempatkan masyarakat miskin dan masyarakat lemah (petani kecil) sebagai subjek/pelaku utama pembangunan. Pembangunan pertanian dalam rangka ketahanan pangan, masih direduksi ke dalam konteks ekonomi; padahal bisa saja dalam konteks sosial dan budaya.