Nikodemus
Niko
Mungkin agak klasik saya mengatakan bahwa
pendidikan merupakan cara ampuh untuk melawan tindak korupsi dan intoleransi.
Sebab banyak sekali orang yang berpendidikan baik justru menjadi pelaku korupsi
dan intoleransi. Namun, yang saya ingin tekankan, pendidikan yang seperti apa?
Pendidikan karakter di Indonesia sudah berjalan dan cukup baik. Kemudian hal
penting yang ingin saya tekankan adalah Indonesia tidak akan kekurangan
orang-orang baik dan jujur.
Pendidikan memiliki makna yang luas, ada
pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Saya lebih
cenderung berfokus kepada pendidikan yang bersifat non-formal, mengingat
background saya adalah Sosiologi, saya beberapa kali melakukan penelitian di
wilayah perdesaan dan perbatasan negara, bahwasannya pendidikan non-formal
sangat dibutuhkan masyarakat dari perdesaan terpencil dan wilayah perbatasan.
Lalu, bagaimana pendidikan menjadi cara ampuh
melawan korupsi dan intoleransi? Di wilayah perdesaan di Kalimantan Barat,
masih sedikit masyarakat yang terbuka atas penggunaan teknologi informasi,
sehingga mereka tidak terkontaminasi oleh media sosial yang menjadi media
provokator dalam hal intoleransi. Dalam kehidupan sehari-hari mereka sangat
rukun, bersahabat satu sama lain (meski beda suku, agama dan budaya). Namun,
bukan berarti menepiskan kemungkinan intoleransi yang terjadi. Bagi saya,
membuat masyarakat desa berdaya saing dengan mengadakan pendidikan non-formal
adalah cara untuk meminimalisir adanya pergesekan antar golongan di tengah
masyarakat.
Mengapa? Hal ini karena pergesekan yang terjadi
kadangkala persoalan skill yang kurang memadai dari masyarakat lokal, sedangkan
masyarakat yang dari luar kelompok mereka memiliki skill yang baik dalam
empowering themselves. Jadi, masyarakat hanya ingin diperlakukan setara oleh
kalangan elit pemerintah, agar tidak dibeda-bedakan dalam pengadaan
pemberdayaan.
Kemudian, fokus saya adalah pemberdayaan
perempuan desa. Memetakan mimpi-mimpi anak-anak perempuan desa, yang kemudian
akan mereka raih di masa depan. Pemberdayaan yang dimaksud bukan hanya mengasah
life skill saja melainkan juga mengasah intelektual mereka dengan menyisipkan
pendidikan anti korupsi pada setiap materi yang ada. Hal ini menurut saya akan
efektif dibandingkan dengan sosialisasi yang hanya selintas lalu. Pendidikan pertamakali didapatkan di pranata keluarga. Jadi, saya mengamini quote Bunda Teresa yang mengatakan; "Jika kau ingin menciptakan perdamaian di dunia ini, pulanglah dan cintai keluargamu di rumah."
Indonesia sangat luas, dengan melakukan hal-hal
kecil diatas kepada masyarakat di kelompok-kelompok kecil akan memberi dampak
yang besar bagi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar