Sabtu, 12 April 2014

Ketika Generasi Muda Berbicara Politik



Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Untan

Tahun 2014 ini merupakan puncak memanasnya politik di Indonesia. Jika kita melihat kondisi politik di Indonesia maka tidak akan jauh dari sebuah kekuasaan. Dewasa ini politik justru seringkali di gunakan sebagai alat untuk mencapai kekuasaan. Para birokrat bangsa sepertinya masih terlalu sibuk untuk terus berebut kursi kekuasaan, hingga pada akhirnya rakyat yang menjadi korban dari kondisi politik yang ada sekarang. Di luar sana masih banyak kita lihat masalah soal kemiskinan, putus sekolah dan kelaparan. Namun sepertinya para pejabat belum tersentuh untuk menuju ke sana, mereka hanya masih berkutat dengan masalah kekuasaan. Atau hanya muncul sebagai ‘pahlawan’ saat-saat dekat waktu pemilu. Gencar mencari perhatian rakyat kecil untuk memperebutkan kursi kekuasaan. Tetapi setelah duduk di tahta, mereka akan seolah mati rasa dengan keadaan rakyat kecil yang memilihnya.

Sekarang ini keadaan politik di Indonesia tidak seperti yang diharapkan. Banyak rakyat yang beranggapan bahwa politik di Indonesia adalah sesuatu yang hanya mementingkan dan merebut kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Wakil rakyat terpilihpun tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai wakil rakyat. Apabila kondisi seperti ini terjadi terus menerus maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi krisis kepercayaan, dimana rakyat tidak akan percaya dengan politik. Ketidakpercayaan para rakyat inilah yang sangat berbahaya bagi kestabilan negara. Akibatnya masyarakat akan cenderung apatis terhadap kondisi sebuah negara. Karena kestabilan negara juga di pengaruhi oleh kestabilan politik yang ada di negara tersebut. Apabila kondisi politik di suatu negara terus menerus bergejolak maka tidak mustahil jika terjadi peperangan. Akibatnya rakyat juga yang menjadi korban seperti negara-negara yang ada di timur tengah.
Sebenarnya politik tidak hanya melihat masalah kekuasaan saja, tetapi politik berkaitan dengan semua aspek kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu tidak ada batasan umur untuk berbicara masalah politik. Bukan hanya pejabat-pejabat negara saja yang bisa berbicara politik, bahkan tukang becak atau tukang gado-gado saja punya hak untuk menyuarakan politik. Bukan hanya orang tua saja yang boleh berbicara politik, bahkan anak SD saja mereka akan bisa berpolitik. Oleh karena itu para generasi muda Indonesia haruslah diperkenalkan dengan politik yang sebenarnya, agar dikemudian hari mereka dapat menjadi generasi baru yang lebih bertanggung jawab.
Politik itu bukan hanya soal kekuasaan tetapi soal bagaimana negara ini berkembang dan maju ke depan. Politik juga tidak mengenal umur, profesi, jabatan, dan lain sebagainya. Yang paling penting saat sekarang ini adalah peran generasi muda dalam meneruskan bangsa ini. Mau di bawa ke mana arah bangsa ini, sudah saatnya generasi muda yang bersuara. Tidak ada istilahnya, anak muda tidak boleh berbicara politik, anak muda masih bau kencur untuk terjun di dunia politik.
Memang pada kenyataannya generasi muda saat ini seperti acuh tak acuh jika mendengar kata politik, mereka seolah muak dan alergi dengan politik. Nah, tugas kita sebagai generasi muda agar tidak alergi dan muak dengan politik yaitu dengan meluruskan stigma masyarakat terhadap politik itu sendiri. Masyarakat sudah menjustifikasi bahwa politik itu kotor, bahkan terjadi krisis kepercayaan terhadap pemimpin. Hal ini lah yang perlu di benahi oleh generasi muda dalam dunia politik di Indonesia.
Pendidikan politik untuk kaum remaja atau generasi muda saat ini perlu mendapatkan terobosan baru, bagaimana kita bisa mensosialisasi kan politik kepada mereka dengan bahasa ringan yang mereka sering gunakan dalam keseharian. Mengajak mereka belajar politik itu tidak harus melibatkan mereka turun langsung misalnya dalam kampanye Parpol. Tetapi bagaimana kita gunakan metode pendekatan yang inovatif, yang mana pembelajarannya juga lebih kreatif, bisa lewat dialog, bercerita, social media seperti twitter, facebook dan sebagainya, menurut saya hal ini yang penting bagaimana cara efektif untuk membungkus pendidikan politik untuk generasi muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar