Minggu, 02 April 2017

Sensasi Literasi Thai Inspiration E-Library

Bagaimana kita menjelaskan tingkat literasi negara kita? Sedang hangat diperbincangkan 'melek literasi' yang ada di Indonesia. Pada hasil riset Programme for International Student Assessment tahun 2012 silam, menempatkan budaya literasi pada masyarakat Indonesia pada urutan 64 dari 65 negara yang di teliti di dunia. Negara kita menempatkan urutan terburuk ke-dua di dunia. Bahkan kalah dari negara Vietnam yang menempatkan urutan ke-20 kala itu. Tentu Thailand literasinya lebih baik. Bagaimana sih, perpustakaan yang ada di Thailand?

Pada perjalanan terdahulu, saya berkunjung ke Thai Inspiration E-Library; salah satu perpustakaan yang ada di Thailand. Letak perpustakaan ini ada di tengah kota Bangkok, satu gedung dengan ASEAN Cultural Gallery. Jika menginap di kawasan Khao San Road, sangat mudah ke perpustakaan ini. Cukup jalan kaki sekitar 10-13 menit saja. Letaknya pun tidak jauh dari Monumen Demokrasi.


Awalnya, E-Perpustakaan Thailand ini tidak masuk dalam list destinasi kami. Namun, karena letaknya di pinggir jalan, sayang juga kalau tidak dinikmati. Ketika masuk gedung, kami di sapa ramah oleh satpam dengan bahasa Thai. Kami menggeleng, kemudian bertanya dengan bahasa inggris. Satpamnya hanya menggangguk; entah dia mengerti atau tidak dengan apa yang kami omongkan. Lalu, kami masuk.

Tidak ada tangga, kami awalnya bingung. Namun, disaat kebingungan, lebih baik sambil menikmati yang ada di depan mata. Kebetulan ada exhibitation lukisan dari pelukis-pelukis asal Thailand dan Tiongkok. Hanya tersedia lift dan penunjuk jalan. Untuk menuju perpustakaan harus naik lift, karena letaknya di lantai 3. Setelah berada disana, kami langsung menuju receiptionist. Lagi-lagi kami di sapa dengan berbahasa Thai. Katanya; wajah kami mirip warga lokal. "Ya, iya lah. Kan gue peranakan Asia". Setelah dengan ramah kami menjawab dengan berbahasa inggris dan kami mengaku warga Indonesia. Kami langsung disuguhkan guest list. Hanya meenulis nama, asal negara, dan asal sekolah/universitas. Kemudian, kami ditawarkan; apakah mau ditemani atau tidak. Semacam guide gratis lah, untuk menuntun arah kami di galeri. Namun, kami menolak untuk ditemani. Mereka sangat ramah, sepertinya masih mahasiswa juga.

Thai Inspiration E-Library-Bangkok

Masuk ke dalam perpustakaan ini tidak di pungut bayaran. Ruangan perpustakaannya tidak begitu besar. Disana tidak terdapat banyak buku yang terpajang. Namun, terdapat layar-layar yang memandu untuk mencari buku apa saja. Karena memang konsepnya E-Library. Buku-buku yang terpajang, mungkin buku-buku best seller di Thailand. Terdapat juga buku-buku yang berbahasa inggris. Era digital, model literasinya pun berbentuk digital dan sangat kaya. Alat teknologinya yang canggih, memungkinkan Thailand lebih baik dalam hal literasi.

Perpustakaan ini terhubung langsung dengan gallery budaya ASEAN. Jadi, sekaligus dapat menikmati ASEAN Cultural; berbagai artefak budaya Asia Tenggara yang dipamerkan. Termasuk dari Indonesia, seperti topeng barong, dan rumah minang. Ada satu yang menarik, bahwa permainan congklak merupakan permainan tradisional yang berasal dari semua negara di Asia Tenggara. Bukan saja dari Indonesia, congklak juga dimainkan di Thailand, Myanmar, Vietnam, Malaysia dan lain-lain. Sayang sekali rasanya, jika di beberapa wilayah di Indonesia, permainan seperti congklak sudah tidak eksis lagi; lebih banyak anak-anak beralih ke permainan-permainan modern seperti games di PC atau Handphone.

Banyak hal yang dapat dilakukan di Galeri dan perpustakaan ini. Seperti, kita dapat mengenakan pakaian tradisional dari berbagai negara, hanya dengan menyebutkan negara yang kita inginkan. Jadi, langsung muncul gambar live kita di media pemancar. Selain itu kita dapat menikmati lagu-lagu kebangsaan negara-negara ASEAN. Disuguhkan pula, profile negara-negara ASEAN. Semuanya multimedia dan digital.

Menurut saya, konsep perpustakaan yang menyenangkan. Selain menikmati bacaan-bacaan, juga menikmati fitur-fitur multimedia yang tentunya sangat mendidik; pengenalan terhadap budaya yang sangat praktis, termasuk didalamnya budaya literasi.
Congklak; Permainan Tradisional Antar-Negara

Penulis: Nikodemus Niko

Tidak ada komentar:

Posting Komentar