Sabtu, 15 April 2017

Paskah dan Pesan Perdamaian

Hari paskah merupakan puncak iman bagi seluruh umat kristen, baik protestan maupun katholik. Puncak iman ini dirayakan sebagai hari raya paskah yang setiap tahun diperingati sebagai hari wafat Isa Almasih. Berbagai ritual dan simbolisasi keagamaan digaungkan. Menandakan bahwa Tuhan Yesus yang wafat di kayu salib menebus dosa seluruh umat manusia. Yesus yang menderita sengsara, pada akhirnya bangkit dan naik ke surga.


Dosa manusia tertebus oleh darah Yesus yang wafat di salib, demikian makna perayaan paskah. Umat manusia terlahir kembali. Pada perayaan malam paskah (15/4/2017) di Kapel St. Boromeus Bandung, pastor mengajak umat untuk menebar pesan perdamaian. Perdamaian dimulai dari diri sendiri, dan lingkungan sekitar. Hal ini juga senada dengan pesan damai yang diamanatkan Yesus kepada seluruh umat manusia di muka bumi; "Damaiku, kutinggalkan bagimu".

Gambar: http://www.mirifica.net
Seperti situasi yang terjadi hari ini, kita tidak dapat menutup mata atas berbagai aksi teror dan berbagai aksi radikal yang diselancarkan melalui dunia maya. Hal ini terjadi karena berbagai macam faktor. Satu diantaranya adalah kehilangan identitas diri, sehingga belum dapat berdamai dengan diri sendiri.

Dalam hal ini, pihak yang paling rentan adalah anak-anak muda. Mereka yang masih dalam proses pencarian jati diri dan identitas. Maka dari itu, perlu membentengi anak muda dengan berbagai kegiatan positif yang dapat membawa mereka ke arah kebaikan dan perdamaian.

Seperti yang kita ketahui bersama, bagaimana banyak anak-anak menjadi korban radikalisme, mereka bahkan sudah kehilangan akar sehat. Radikalisme yang menghancurkan masa depan mereka. Dari mana mereka terpapar? Dari internet, utamanya sosial media. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk cerdas dalam dunia maya.

Sudah saatnya kita move on, bangkit bersama melawan aksi terorisme dan radikalisme dengan menyebarkan perdamaian dan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar