Kamis, 06 April 2017

Surat Rindu untuk Mama


#Playlist: Guardian Angel
¶¶ Little baby up in heaven
Says to God “Do I really have to go?”
God replies “Yes, it’s your time to leave”
But don’t you worry, you won’t be there alone ¶¶
“Guardian Angel”—Leah West

Prolog: Hujan
Langit masih saja berselimut awan tebal. Gemuruh angin kencang mengajak pepohonan menari bersama. Daun-daun melambai diterpa butiran-butiran bening yang jatuh dari langit, basah. Kucoba menikmati aroma tanah yang menguap, sembari mengikuti irama hujan.

Tidak seperti kemarin-kemarin, setiap kali hujan menyapa Mama selalu menghampiri dengan segelas kopi, mengajakku duduk sambil bercerita menghadap hamparan sawah di samping rumah. Mama duduk disebelahku kemudian sambil menghirup aroma kopi yang ia buat dengan tangannya sendiri.
Uwa’k, kuna sanga’ iteng’k ka’ ari’wi ja’k ken’t boo teng’k kampong’k ha’k?”[1] aku bertanya pada mama, dengan pandangan masih ke hamparan luas persawahan.
Mayan keh na sekulah, ngajo limu. Usah ji’k Uwa’k[2], lalu Mama mengusap rambutku, mengecup ubun-ubun, dan aku menyandarkan kepala di dadanya, ketika itu kedamaian menyusup dalam sepi.
¶¶ But don’t you worry, you won’t be there alone
You see, there’s someone who’s been waiting for you
Quietly hoping and praying
For you sweet and safe arrival
Down on earth ¶¶

Sejak hari itu, hari terakhir kali aku dan Mama berbincang, hari panjang yang kami lalui hingga hujan mulai reda; Mama memulai untuk menanam padi, dan aku mecangkul tidak jauh darinya. Aku masih ingat betul, ketika gerimis masih menghampiri, Mama terus mengusap pipinya yang basah bercampur keringat. Rambutnya ia biarkan berterbangan di terpa angin.
Mama, sebelum menulis surat ini untukmu, aku menyempatkan diri untuk bersandar dibawah hujan, tanpa payung, hanya ingin membasuh rasa rindu ini bersama hujan. Aku ingin memelukmu lagi, Mama, lewat hujan pagi ini.
¶¶ Everyone is born with a Guardian Angel
On her wings she’ll let you soar
Higher than you though was possible ¶¶


Bandung, 12 Desember 2015, 08.30
Selamat pagi Ma, bagaimana kabar Mama? Aku selalu berharap Mama selalu dalam keadaan sehat. Aku hanya sering mendengar kabar Mama dari Ayah ketika menelpon. Aku jarang sekali mendengar suara Mama karena setiap kali menelpon, Ayah selalu memanjat pohon untuk mencari sinyal operator. Nampaknya konyol, ya, Ma? Kisah kita itu seperti di film-film. Tapi inilah realitanya, bahwa di kampung kita belum ada sinyal operator handphone, kecuali dengan cara Ayah memanjat pohon. Dan aku tahu Mama tidak bisa memanjat pohon, bagaimana bisa aku mendengar suara Mama dari dekat. Tapi ketika setiap kali Ayah dan aku telponan, Mama selalu ada, kan?—menunggu Ayah dibawah pohon—dan aku dapat mendengar samar-samar suara Mama di seberang pulau sana. Aku rindu Ma, aku sangat merindukan Mama. Sudah hampir satu tahun aku tidak dapat memeluk Mama, tidak dapat mencium tangan Mama. Tu me manques, Mére.[3]
¶¶ She’ll love you and protect you
Like no other
And your Guardian Angel has a name
You can call her
Mother ¶¶

Aku dan Mama

Ma, jangan khawatirkan aku disini. Aku selalu baik-baik saja, dan aku rajin berdoa untuk Mama dan juga Ayah. Tapi satu hal yang tidak bisa aku lakukan, yaitu membuat masakan yang rasanya sama seperti masakan Mama. Aku kangen masakan Mama, Ma. Terakhir, Mama masak sayur daun singkong rebus, kemudian Mama campur garam dan minyak ikan asin. Kala itu aku makan sangat lahap sekali. Begitu juga Ayah, ia makan sama lahapnya denganku. Aku meyakini restoran mana pun tidak akan ada yang menyamai lezatnya masakan Mama.
¶¶ As you grow and make your way on
Through the world
She’ll be a softer light to guide
You on your way ¶¶


Ma, Mama lagi apa sekarang? Aku yakin Mama sedang berada di sawah sekarang, karena aku tahu dulu setiap jam 6 pagi Mama selalu membangunkan aku untuk berangkat ke sawah bersama-sama. Maafkan aku yang belum sempat bertanya “Apa Mama tidak pernah capek, setiap hari bekerja di sawah?” Aku saja merasa capek, Ma ngelihatin kerjaan Mama. Dan Maafkan aku Ma, yang belum mengucapkan “Mama di rumah aja ya, biar aku yang sekarang menafkahi Mama.”
¶¶ Instilling bits of wisdom like arrows
In your quiver
To help with all the challenges
You’ll have to face ¶¶

Ma, lagu-lagu natal sudah mulai terdengar disini. Dulu Mama mengajarkan aku menyanyikan lagu-lagu natal, yang kuingat hingga saat ini adalah lagu malam kudus yang pernah kita nyanyikan bersama. Mama sangat menyukai lagu itu, dan aku pun sangat suka ketika Mama menyanyikannya. Walau aku tahu bekerja dibawah terik sinar matahari adalah hal yang tidak menyenangkan, tetapi Mama masih sempat-sempatnya bernyanyi merdu. Aku merindukan suara sendumu itu Ma. Dulu Mama juga suka menyanyikan lagu Cicak-cicak di dinding untuk menghantarkan aku dalam tidur nyenyak. Tapi kini, aku kesepian, Ma. Tidak ada yang dapat aku dengar disini selain suara tangisku sendiri.
¶¶ Rest assured that no matter
Where you are
You’ll be surrounded
By her love ¶¶

Ma, aku percaya kok kalau Mama selalu mendoakan aku. Mama tidak pernah sekali pun untuk tidak pergi ke gereja setiap hari minggu. Mama tak pernah capek kan mendoakan aku, Ma? Ah, aku tahu ini pertanyaan yang tak sepantasnya aku pertanyakan lagi. Ma, aku sering ketakutan. Aku takut kehilangan Mama. Maafkan aku karena berprasangka buruk pada Tuhan. Tapi percayalah Ma, nama Mama dan juga Ayah selalu aku selipkan dalam setiap lantunan doa terindahku. Mama jaga kesehatan ya, Ma. Aku mencintaimu, Ma, lebih dari mencintai diri aku sendiri.
¶¶ A gentle support to help you
Keep your faith
You’re always in hearth and who
She’s thinking of ¶¶

Ma, hujannya sudah mulai reda. Jika di Kalimantan juga sedang hujan, pasti Mama masih terduduk di dangau sawah kita, kan? Dan kemudian setelah hujan reda Mama melanjutkan bekerja di tengah sawah. Ma, ayo kita berhujan bersama. Biar hujan sama-sama saling memeluk kita, Ma. Agar rasa rinduku ini disampaikan oleh hujan kepadamu, Ma. Mama dapat mendengarkan suara aku kan Ma, aku rindu Mama.
¶¶ The sacrifices she will make
To put you first when everything’s at stake
How all that she’s devoted
Until now you never noticed
She was showing you
How to be a Guardian Angel too ¶¶
—Stop—

Note:
[1] Ma, bagaimana jika suatu hari nanti aku akan pergi dari kampung ini, meninggalkan mama? (terj. Bahasa Dayak Mali.
[2] Pergilah untuk sekolah, menimba ilmu. Jangan seperti Mama. (terj. Bahasa Dayak Mali)

[3] Aku merindukanmu, Mama. (terj. Bahasa France)


*Penulis: Nikodemus Niko

1 komentar:

  1. Casino Games at MyRivers Hotel & Casino - Mapyro
    Play some casino 서울특별 출장안마 games 대구광역 출장마사지 and enjoy the welcome bonuses. Play your favorite slots, 전주 출장샵 table games, & more at 강원도 출장안마 MyRivers Hotel 대구광역 출장안마 & Casino.

    BalasHapus