Dua sahabat, sebut saja Ungkir dan Ingkir. Dua orang perantau gila yang
jauh dari keluarga dan sanak saudara. Nggak ada duit, yang penting tetap
ngobrol santai dan menikmati kopi sachet seharga seribu lima ratus.
Ungkir: “Woy, ing. Kau sudah baca berita yang anak di Jawa Barat itu jadi
korban prostitusi gay?”
Ingkir: “Dih, Lo baca dimana ntu brita?”
Ungkir: “Aku baca di media onlen, si situ tertulis jelas kalau ada sembilan
anak jadi korban gay. Kau kan gay, macam mana kau tidak tau issue ini!”
Ingkir: “Gue udah baca. Itu berita ngawur abis men!”
Ungkir: “Bah, kenapa pula bisa begitu?”
Ingkir: “Lo baca kalo anak-anak itu korban para gay kan?”
Ungkir: “Iya, dalam berita itu jelas sekali tertulis, begitu”
Ingkir: “Lo mau, gue tuduh menghamili anak pak lurah di RT sebelah, tapi lo
nggak memperkosa tu cewek?”
Ungkir: “Ya, tidak lah. Masa’k aku dituduh menghamili anak orang, gini-gini
aku anak baik-baik coy.”
Ingkir: “Begitu juga posisi gue, Ung. Lo kan tahu kalo gue gay, dan gue
anak baik-baik, tapi dituduh terlibat prostitusi yang sama sekali nggak gue
lakukan. Lo ngerti kan maksud gue?”
Ungkir: “Tapi KPAI sangat keras menuduh gay itu sebagai pelaku”
Ingkir: “KPAI itu banyakan makan micin kali. Kerjaan mereka melindungi
anak-anak, bukan mencari kambing hitam. Nah, yang sekarang mereka lakukan itu
mengkambinghitamkan gay sebagai pelaku kriminal. Padahal Lo tau sendiri kan,
banyak kok gay yang memiliki prestasi gemilang. Dan KPAI sedang berusaha
membunuh karakter dan kepercayaan diri para gay, setidaknya itu pilihan hidup
bukan?”
Ungkir: “Tapi, ada pula itu yang bilang gay itu kloropil. Eh, apa itu
namanya.”
Ingkir: “Pedofil?”
Ungkir: “Nah, itu, Pedofil. Gimana sih itu?”
Ingkir: “Itu lah salah kaprah masyarakat, di tambah dengan pemberitaan
media yang cepat merasuk dalam dunia maya. Konsep pedofil dengan konsep gay,
itu sangat berbeda. Jika pedofil adalah salah satu bentuk kelainan seksual
karena menyukai anak-anak sebagai korban. Nah, gay kan sebuah orientasi seks,
bukan kelainan atau penyakit jiwa. Kamu perlu banyak baca buku tentang
keberagaman gender, Ung.”
Ungkir: “Aku masih penasaran itu, sama pedofil itu”
Ingkir: “hahaha, Lo ini. Ntar lo praktekin, lagi....”
Ungkir: “Anjrittt kau.”
Ingkir: “Jadi gini... Pedofil itu adalah bentuk kelainan seks, karena
melibatkan anak-anak sebagai pemuas nafsu seks. Lo kan anak fakultas hukum,
tentu lo tau UU tentang perlindungan anak. Nah, anak-anak sudah semestinya
dilindungi dari berbagai bentuk kekerasan dan nafsu seksual, termasuk didalamnya;
anak-anak dilindungi dari predator pedofil. Pedofil ini sendiri ada yang
namanya pedofil heteroseksual dan ada pedofil homoseksual. Nah, kasus yang
terjadi di jawa barat itu murni kasus prostitusi anak, yang mana klien nya
adalah kalangan pedofil homoskeksual. Dan itu tidak ada sangkut pautnya sama
gay, bro. Temen-temen gue banyak yang gay juga, dan mereka nggak menyukai
anak-anak lah. Gila banget itu KPAI kalo nyamain pedofil sama gay, perlu gue
kasi kuliah umum itu, biar jossss. Gak ada yang namanya prostitusi gay, yang
ada itu anak-anak dilacurkan untuk para predator pedofilia. Besok-besok bakal
ada lagi dong prostitusi Lesbi, prostitusi Biseks, bahkan prostitusi Syar’i.
Itu semua adalah bentuk salah kaprah masyarakat, karena di zaman maya saat ini,
kita harus terdidik dan tidak buta atas problematika yang terjadi di sekitar
kita. Dalam kata lain, kita melek sosial lah. Jangan sampai kita menjadi
penuduh tanpa landasan yang jelas.”
Ungkir: “Menarik pula ya. Apa kujadikan penelitian skripsi aja ya itu kasus.”
Ingkir: “Silakan aja. Paling juga Lo bakal lama lulus. Hahaha.”
*Penulis: Nikodemus Niko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar