Jumat, 31 Oktober 2014

Anak Kampong Masuk Kementerian (part 2)



Oleh: Nico Ajah
26 Oktober 2014
Bangun pagi, ah, aku sangat membenci pagi, sehingga aku agak terlambat bangun. Mandi, gosok gigi (ehh jadi kayak nyanyian anak-anak deh), to the point aja, hari ini kami mau jalan-jalan dulu setelah itu baru deh nyari alamat om aku yang kebetulan ada rumah di daerah Senen, jakarta pusat. Naek busway. Yeh, sekarang mesti pakai kartu yang mirip ATM. Kami harus membelinya Rp40.000, dengan isi pemakaian Rp20.000, berarti harga kartunya Rp20.000. cukuplah untuk kami 6 orang. Tujuan kami ke Monas. Setibanya disana, ribuan polisi sudah memadati seluruh sudut Monas. Ada apa sih? Eh, rupanya untuk pengamanan pelantikan presiden baru, Jokowi. Foto-foto (wajib), beli oleh-oleh gak jelas (gak tau untuk siapa), santai-santai, setelah itu kami bertekad untuk melihat gedung untuk kami test besok, Departemen Keuangan RI. Amazing...
Batery hp seadanya, digunakan buat GPS jalan dan arah gedung (untung pake gadget), dari Monas berjalan kaki menuju simpang gereja katedral, ternyata salah arah sehingga kami harus berbalik lagi. Kemudian melewati Kementrian Agama RI, dan belok kiri ketemu gedung Kementrian Keuangan. Setibanya disana, Amin sudah nyelonong langsung nanya ke satpam. Kami terdiam, berdiri di pinggir jalan, seperti patung.
“Biarkan dia berkarya” ujar Asyura.
“Yukkk, Banget” sergahku.
Akhirnya dia menghampiri kami “Pak satpamnya bilang, benar ini tempat nye”.
Keraguan yang saat itu hinggap dalam benak kami masing-masing. Mencari kepastian, kebenaran, atau apalah namanya. Tunjukkan alamat lengkap, bebongkar file. Aku dan bang irul yang berkarya, hehehe... dan ternyata, gedungnya terdapat di belokan kanan seberang hotel borobudur, eerrrrrr.....
Bergegas menuju kesana, bertanya pada pak polisi. Dan eng, ong, eng. Benar itu gedung A.A Maramis II. Lega, senang, atau apalah nama rasa itu. Sekarang saatnya berburu alamat om aku yang ada di jakarta pusat, daerah Senen sih, kan gak sesempit itu. Hikssss....
Oke fix, naek angkot (tapi bukan metromini) menuju terminal Rifoli, tidak sampai 10 menit sih. Dan jalan kaki menuju alamat tujuan, tidak sampai 15 menit sudah tiba. Ah, alamat sudah ketemu, laper. Makan dulu deh di warteg gitu (padahal di jakarta bukan di tegal, hihihi).
Kesan pertama di rumah itu, serem, berhantu, dan memang benar. Rumah itu adalah rumah hantu. Hihihi... Amin ingin pergi, memilih menginap di masjid terdekat, namun karena kompromi akhirnya tidak jadi. Karena dia lah yang pertama kali di isengin hantu itu, saat pertama masuk ruang tengah.
Setelah membersihkan beberapa ruangan untuk kami istirahat, mandi dan membuka jadwal test untuk besok. Aku dan Asyura akan test Leaderless Group Discussion (LGD), sedangkan bang Irul dan Amin akan test wawancara di hari pertama besok. Deg, deg, deg. Aku sepanjang jalan tidak bisa tidur, bagaimana itu LGD ini pengalaman pertama sepanjang hidupku, oh, God, help me.
Benar saja sepanjang malam, tiada henti aktivitas di dapur seperti memasak, keran air terbuka, dan banyak bunyi aneh yang sangat di luar batas wajar, namun di dengar oleh telinga aku. Bukan hanya aku saja, ternyata teman-teman yang lain juga mendengarkan. Hingga subuh menjelang, berarti semakin dekat jadwal test itu. Aku terdapat dalam kelompok 4, jadwalnya jam 13.00, sebenarnya dari jam 7 pagi hingga jam 1 siang, tidak akan terasa lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar