Selasa, 20 Juni 2017

How to Survive in Bangkok, Thailand (4)

Bangkok, ibu kota Thailand yang sangat tersohor. Banyak yang menyebutnya sebagai shopping paradise, sex of the city, dan macam-macam. Pada dasarnya kota tersebut menganut sex bebas. Bukan ini intinya, melainkan tempat yang aku kunjungi di Bangkok.

Day 1. di Bangkok

Seperti misi ku, kemana-mana jalan kaki. Jadi hari pertama aku sudah jalan kaki di Bangkok. Bangkok adalah kota yang ramah pejalan kaki, trotoarnya sangat bagus dan manusiawi. Dari Silom Rd, aku menelusuri sepanjang jalan menuju Chulalongkorn University, hampir setengah hari aku berkeliling di universitas yang tersohor di negeri gajah tersebut.


Universitas tua ini bangunannya masih khas. Kurang lebih mungkin seperti Universitas Udayana di Bali. Namun, banyak juga bangunan yang sudah modern. Aku masuk dari satu fakultas ke fakultas lainnya. Fasilitas kampusnya sangat baik, bus-bus kampus berlalu lalang di depan tiap-tiap fakultas. Aku juga menunjungi museum universitas nya, dan patung raja di tengah-tengah kampusnya.

Setelah berputar-putar di kampus itu, aku melanjutkan perjalanan ke Siam Center dan Siam Paragon, salah satu kompleks Mall besar di Bangkok. Tidak salah jika Mall tersebut dijuluki the largest shopping di Asia Tenggara. Aku mengelilingi dua Mall ini dari sore sampai larut malam. Padahal tidak beli apa-apa, hanya jalan-jalan saja.

Day 2.

Hari kedua aku menjelajah ke bagian yang lain, yaitu ke Pratunam Market, Platinum Mall, Central World (Setan). Nama Mall nya Setan. Serem kan! Daerah pratunam market ini terkenal pasar murah, sama dengan Chatucak weekend market. Harga baju-baju juga terjangkau, apalagi kalau nunggu malam, jadi ada pratunam night market juga. Kalau udah malam, harga barangnya agak terjangkau. Mending kalau ke Pratunam udah agak sore, jadi malamnya langsung bisa nangkring di night market nya sekalian. Ke sini nya dari Silom jalan kaki PP. hahaha
Pratunam Night Market

Sebenarnya, pagi nya aku ingin ke Chatucak Weekend Market. Tapi pas aku cek harga Uber mahal banget sekitar 380 Bath dari Silom ke Chatucak. Sementara kalau naik bus, aku tidak tahu rute nya. Takut nyasar juga, jadi aku urungkan niat. Next trip baru ke sana deh.

Day 3.

Hari ketika aku menuju ke Asiatique Riverfront. tempat ini juga tempat belanja terbesar. Banyak orang Indonesia suka ke sini kalau belanja-belanja. Tapi menurutku harga barang-barang di Asiatique lebih mahal kalau dibandingkan di Pratunam. Walau aku gak shopping, ya cukup lihat-lihat saja. Karena tujuan utama kesini bukan untuk shopping, melainkan jalan-jalan (ngukur jalan).

Selain shopping, ada banyak permainan disini. Salah satu yang terkenal adalah Bianglala, kita dapat melihat kota Bangkok dari ketinggian. Riverfront nya juga tempat asyik untuk bersantai. Sungai Chao Phraya membentang luas, mirip-mirip lah dengan sungai Kapuas di Pontianak.

Setelah puas keliling-keliling, aku berpindah tempat menuju Ramada Plaza Riverside. Ini sama juga Mall dekat pinggir sungai, tapi lengkap dengan hotel dan appartment juga. Disini juga cuma lihat-lihat, tidak beli apa-apa.

Setelah itu, aku jalan lagi dan nemu market bazar di pinggir Mall gitu. Mulai dari makanan dan barang-barang khas Thailand dipasarkan disini. Tapi, jalan masuk dan keluarnya sangat sempit. Tidak seperti night market di Silom Kompleks. Setelah itu aku kembali ke penginapan. Tidak lupa singgah di Silom Kompleks, karena lokasi ini dilewati terus tiap malam. Disinilah film-film porno itu terjual secara legal, dan dijajakan oleh orang-orang. Oh, iya satu lagi. Tempat Massage ada dimana-mana, bahkan yang plus-plus ditawarkan di pasar-pasar tradisional. Kalau berduit boleh lah nyobaa....

Day 4.

Hari ini sebenarnya aku hendak ke Khao San Road, ingin bernostalgia dengan perjalanan tahun lalu. Namun, karena temanku dari India minta di temenin ke temple jadinya aku ikut dia. Paginya kami ke Wat Arun dan Wat Pho, temple ini terkenal di Bangkok selain Grand Pallace. Karena masuk di Wat ini tidak bayar, sedangkan Grand Pallace bayar, kami milih jalan-jalan mengitari temple. Foto-foto, jajan dan beli cinderamata sedikit. Dari Silom kami naik Uber menuju lokasi 100Bath, jadi patungan bagi dua.
Wat Arun Temple
Setelah itu, pulangnya juga kami naik Uber. Kami ke penginapan dulu sebelum jalan-jalan lagi. Makan siang di penginapan, lanjut ke Central World, Pratunam Market, dan Platinum Fashion Mall. Sebenarnya aku sudah kesini kemarin, tapi karena temanku pingin kesini lagi ya udah aku temenin. Lagian hari ini aku terakhir di Bangkok, jadi ya gak apa-apa belum bisa ke Khao San Road, mungkin next trip.
Central World


Day 5.

Hari ini aku tidak ke mana-mana, karena memang harus pulang. Penerbanganku jam 19.00 malam ke Jakarta dari Don Mueang. Jam 12 aku sudah chek out hostel, aku ngobrol-ngobrol dulu dengan temanku yang dari India, sebelum aku beranjak. Dari pusat kota ke Bandara sangat jauh, jika pakai taksi sekitar 2 jam, harganya sekitar 300-400 Bath. Aku pingin hemat, jadi pingin naik Bus aja.

Sekitar jam 13.00 aku memulai perjalanan dari penginapan naik taksi ke perhentian bus Lumpini Park, menurut blog yang aku baca di sini akan dilewati Bus A3 yang menuju Bandara Don Mueang. Lebih dari setengah jam aku menunggu, bus nya tidak kunjung tiba. Akhirnya aku naik Bus nomor 4, untuk transit. Setelah cincai-cincai di dalam ngomong dengan kernet nya, ternyata aku salah naik bus. Untung ada bapak-bapak yang bahasa inggrisnya bagus (bisa aku mengerti), dan baik hati pula. Aku diturunkan di jalan bersama dengan si bapak itu, lalu kami melewati pasar kumuh banget, untuk ia mengantarkan ku ke bus stop yang menuju bandara.

Jalan Rama IV, aku menunggu bus lagi. Sejam berlalu, tidak ada tanda-tanda kehadiran bus yang kutunggu. Sementara bus lain sudah lalu-lalang tidak keruan. Aku beranikan diri lagi, kedua kalinya. Aku naik bus nomor 136 menuju Chatucak Market, yang mana ini jalan menuju Bandara. "Nanti sampai disana aku bisa naik taksi", pikirku dalam hati. Naik bus hanya 7 Bath, jauh maupun dekat harganya segitu.

Waktu berlalu begitu cepat, jam menunjukkan angka 4.30 sore. Berarti hampir 2 jam perjalanan dari Rama rd ke Chatuchak atau Mo Chit BTS (ini yang familiar). Setibanya disana aku langsung menyebrang di jembatan penyebrangan, menuju tempat menunggu bus, kali aja bus A1, A2, atau A3 tidak lama ditunggu. Jatahku menunggu 30 menit. Ternyata setelah 15 menit berlalu bus A2 nongol. Puji Tuhan, aku lega banget. Bus shuttle ke bandara ini bayarnya 30 Bath, tidak sampai setengah jam sudah tiba di Don Mueang Airport, jam 17.15 tepatnya.
Mo Chit BTS (Chatucak)
Aku langsung antri di tempat check in yang mengular. Rame banget! Hampir sejam berdiri antri, akhirnya berlalu. Setelah antri check in, lalu antri cap paspor. Memakan waktu total satu jam lebih. Setibanya di ruang tunggu keberangkatan, kurang lebih 20 menit menunggu, sudah ada panggilan boarding. Oh, finally. Untung aku tidak terlambat.
Don Mueang International Airport, Thailand


Catatan:
1. Total Biaya pengeluaran selama di Pattaya (4 hari) dan Bangkok (5 hari) Rp. 1.500.000 (include penginapan dan lokal transportasi)
2. Pengeluaran tersebut exclude tiket pesawat PP
3. Pengeluaran sudah termasuk oleh-oleh (gak banyak, tapi ada lah)
4. Bangkok dan Pattaya sangat nyaman dikunjungi dan ramah traveller, bergaya lah seperti warga lokal, tidak akan ada scam atau semacamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar