Selasa, 20 Juni 2017

How to Survive in Bangkok, Thailand (2)

Day 1, di Pattaya.

Aku di Pattaya sebenarnya tidak sedang travelling melainkan mengikuti International Forum mewakili Indonesia, dan untuk hal ini di danai oleh suatu lembaga. Namun, aku berangkat ke Pattaya H-2 penyelenggaraan conference, jadi harus bayar penginapan pribadi selama dua malam. Aku rekomendasikan penginapan Le Private Hostel, selain murah juga strategis lokasinya, tidak jauh dari pantai. Per-malam untuk penginapan di hostel ini 90-an ribu rupiah, untuk kamar private dengan kipas angin. Kamarnya luas, bisa muat berdua, jadi bisa sharing bayar penginapan.



Hari pertama ini aku hanya jalan-jalan setengah hari, setengah harinya lagi aku habiskan untuk istirahat, sebab perjalanan jauh dari Bandung ke Pattaya cukup menguras tenaga. Jam 13.00 aku mulai menelusuri jalanan menuju Pattaya Beach, tinggal jalan lurus saja dari penginapan, sekitar 10-15 menitan. Tapi, aku tidak ingin lurus saja, karena niatnya memang jalan-jalan jadi jalan kaki sekitar setengah jam baru tiba di Pattaya Beach. Bisa juga naik Songthew atau taksi atau ojek, tapi aku lebih nyaman berjalan kaki kemana-mana. Hemat beb....

Di pantai Pattaya rame sekali dari pagi, siang apalagi malam. Lokasinya kurang lebih kayak Pantai Kuta di Bali. Pinggir pantai udah langsung jalan raya, banyak Mall dan hotel juga. Di pantai ini aku hanya menikmati angin sore, sambil foto-foto di banyak tempat. Selain itu, menunggu matahari terbenam (sunset). Tempat ini sungguh romantis jika bersama pasangan. Hahaha...

Setelah mentari mulai tenggelam, gelap malam mulai terasa. Angin pinggir pantai menyeruak, bersama dengan tumpah ruah manusia yang kian memadati tepi pantai. Mereka adalah penyedia jasa seksual di tempat itu. Perempuan-perempuan berjejeran menunggu pelanggan. Mereka ada yang masih muda, sampai yang sudah paruh baya. Mereka mengekspose diri sebagai penjaja seks, tanpa segan. Dengan cekatan mereka menawarkan diri kepada bule-bule yang berlalu lalang, bahkan ada yang nawarin diri dengan memeluk.

Malam kian ramai, aku beringsut dari tepi pantai menuju pusat nightlife semacam lorong-lorong, kayak gang gitu deh. Namanya street walking, jadi memang khusus jalan kaki, tidak ada kendaraan yang boleh masuk. Aku berjalan menelusuri lorong, tubuh-tubuh dipertontonkan, terpajang indah di kaca-kaca, ada pula yang tanpa kaca. Laki-laki maupun perempuan, sama-sama dinikmati oleh penikmat malam.

Cukup!
Aku harus balik ke penginapan untuk beristirahat. Jam 22.00 aku sudah tida di penginapan, mandi kemudian tidur.
Aku besoknya akan mengikuti kegiatan International Forum selama tiga hari, jadi aku tidak akan bercerita tentang 3 hari ini.
Bersambung......

Baca juga: http://nicodemus19.blogspot.co.id/2017/06/how-to-survive-in-bangkok-thailand-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar