Rabu, 09 Januari 2013

JERITAN HATI ANAK SEORANG OUTREACHING





Curhat ku
Oleh: Nikodemus Niko

            Nama lengkap aku Nikodemus Niko. Teman-teman di kampus biasa memanggil ku Nico. Aku berumur 20 tahun, saat ini aku masih berstatus mahasiswa aktif  semester 5 di program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjung Pura Pontianak. Pada tahun 2010 lalu, aku merasa kalau aku adalah orang yang paling bahagia di dunia ini, meski banyak orang lain yang bahagia tapi setidaknya aku yang paling bahagia di dunia ku. Waktu itu adalah saat aku tercatat sebagai salah satu dari sekian banyak mahasiswa penerima beasiswa outreaching. Aku senang, aku bahagia, dan aku tak dapat ungkapkan semua itu dengan kata-kata ku. Pada saat itulah aku mulai berkarya untuk diriku sendiri dan terlebih untuk orang lain.
            Mengenai keuangan yang aku terima dari beasiswa outreaching sangat aku manajemen dengan baik. Semua nya aku gunakan untuk keperluan kuliah, untuk makan sehari-hari, untuk membeli buku, untuk tugas kuliah dan keperluan lainnya. Meski aku sempat berpikir, uang biaya hidup yang hanya berjumlah Rp.650.000 itu tidak cukup untuk kebutuhan hidup di jaman sekarang. Tetapi, tak bisa aku pungkiri, aku tetap bersyukur dengan semua itu.
            Setahun berlalu, aku sudah menginjak semester 3. Semua fasilitas yang diberikan outreaching sungguh aku rasakan di semester 1 dan 2. Aku dan teman-teman outreaching lainnya diberikan pelatihan bahasa inggris dan banyak hal lainnya. Uang bulanan yang aku dan teman-teman terima juga jarang ada yang bermasalah. Semua nya lancar, meski terkadang juga bermasalah kecil, seperti terlambat tanda tangan. Tetapi semenjak menginjak semester 3, semua nya secara perlahan berubah. Meski perubahan itu tidak terlalu besar dan tidak terlalu dirasakan. Sedikit banyaknya memang aku rasakan.
            Seperti permasalahan yang saat ini sedang aku alami. Di akhir bulan desember 2012 lalu, semua teman-teman outreaching sudah di cairkan dana bulanan nya. Beberapa hari setelah berita itu aku dapatkan dari teman-teman, tepatnya tanggal 19 desember 2012 aku pergi ke bank Kalbar. Saat aku hendak mengecek dan ingin mengambil uang beasiswa ku, ternyata uang beasiswa ku belum di cairkan. Aku tidak tahu kesalahan apa yang aku perbuat sampai-sampai dana beasiswa ku tidak di cairkan. Aku langsung menghubungi pihak Community Development and Outreaching Universitas Tanjung Pura, dan saya mendapat jawaban “sabar aja ya, soalnya dana beasiswa outreaching bulan ini di transfer langsung dari jakarta”. Aku harus bersabar, dan setelah seminggu berlalu aku kembali ke Bank Kalbar untuk mengecek, tetapi petugas bank nya mengatakan kalau tidak ada transaksi di rekening ku. Aku sedih, aku kecewa, dan aku bingung harus bagaimana lagi, uang aku benar-benar sudah tidak ada. Mungkin aku harus bersabar lagi, dan aku lakukan itu. Untuk kebutuhan sehari-hari aku meminjam uang pada teman-teman ku yang berbaik hati padaku. Sampai awal bulan Januari 2013, aku mencoba untuk mengecek lagi, tetapi hasil yang sama aku dapatkan. Aku benar-benar sedih, karena sudah beberapa minggu yang lalu saya laporkan hal ini pada pihak Comdev, tetapi uang nya belum cair. Padahal aku sangat butuh uang itu untuk bayar bulanan kost, untuk makan sehari-hari, dan keperluan tugas kuliah yang sangat banyak di akhir menjelang ujian akhir semester ini. Aku mencari pinjaman sana sini, agar aku tidak di usir dari kost, agar aku tidak kelaparan. Dan aku bersyukur mempunyai teman-teman yang berhati mulia. Aku sempat putus asa, hati aku menjerit, hanya dengan tangisan hal itu tertumpahkan. Aku cengeng, iya aku akui memang aku cengeng.
            Aku mencoba untuk menanyakan kepada petugas Bank Kalbar yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura. Tetapi petugas disana mengatakan kalau dalam hal ini, langsung tanyakan pada pihak Comdev. Aku harus kembali ke Comdev untuk menanyakan hal itu, dan pihak Comdev hanya meminta fotocopy buku tabungan ku. Setelah seminggu kemudian aku mengecek kembali di Bank Kalbar dan aku harus kembali bersedih karena hak ku belum aku terima. Aku tahu, mungkin tidak hanya aku sendiri yang bermasalah seperti ini. Tetapi yang aku sadari aku sudah cukup banyak meminjam uang kepada teman-teman ku, aku tahu kalau mereka juga membutuhkan uang yang aku pinjam dari mereka.
Aku sempat berpikir untuk mencari pekerjaan untuk biaya hidup ku dan juga untuk menggantikan uang yang aku pinjam. Tapi, aku juga takut dikeluarkan jika melanggar perjanjian dengan pihak Outreaching dalam surat pernyataan butir 12 yang berbunyi “tidak mendapatkan bantuan dari pihak lain yang mempunyai manfaat yang sama baik sebagian maupun seluruhnya tanpa seizin Comdev dan Outreaching Untan”, jika kita pahami dengan seksama butir pernyataan ini, bahkan orang tua pun tidak berhak lagi untuk memberikan anak nya uang TANPA seizin pihak Comdev. Dan sesungguhnya aku tidak ingin untuk mempublikasikan tulisan ini, karena takut dikatakan melanggar norma dan peraturan Comdev. Tetapi dalam hal ini aku harus jujur, hal ini aku yang mengalaminya. Dan aku hanya ingin berbagi cerita kepada teman-teman melalui tulisan ku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar