Rabu, 03 Desember 2014

Stop Stigma ODHA




Oleh: Nico Ajah
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan dua hal yang terpisah secara definisi, namun merupakan satu-kesatuan. HIV merupakan virus yang dapat menyebar melalui darah, sedangkan AIDS adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat dari HIV. Banyak orang menyebutkan bahwa HIV dan AIDS itu sebuah penyakit yang menjijikkan, padahal pemikiran itu tidak benar. Mari jauhkan pemikiran kita tentang hal tersebut, karena secara tidak langsung sudah men-stigma pengidap HIV itu sendiri. HIV dan AIDS bukan lah suatu penyakit fisik yang nampak, karena bisa saja berbagai penyakit oportunistik dapat timbul akibat HIV dan AIDS ini. Seseorang yang terinfeksi HIV positif tidak secara langsung mengalami AIDS, sebab masa inkubasi dari HIV menjadi AIDS sekitar 5-10 tahun. Dengan obat-obatan antiretroviral (ARV) bisa saja memperlambat kerusakan yang diakibatkan HIV pada sistem kekebalan tubuh dan hal ini dapat menunda awal terjadinya AIDS.

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, tentu pernah kita temui seseorang yang terinfeksi HIV, mereka ini disebut Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA). Bisa saja mereka adalah teman dekat kita, tetangga atau bahkan keluarga kita. Pemahaman mendasar tentang HIV dan AIDS ini sangat penting diketahui bagi semua orang agar tidak menimbulkan stigma terhadap ODHA. HIV dan AIDS tidak akan bisa menular melalui kontak fisik, atau melalui aktivitas biasa sehari-hari. Penyebaran HIV hanya dapat terjadi melalui kontak darah, sperma dan cairan vagina. Hal ini berarti HIV dapat tertular melalui hubungan seks (tidak aman), transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bergantian dan ASI (Air Susu Ibu). Mengetahui cara penyebaran HIV dan AIDS ini juga berguna agar kita terhindar dari virus ini.
Memerangi HIV dan AIDS bukan berarti menjauhi orang yang mengidap HIV dan AIDS ini, tetapi menjauhi cara penularannya. Dimanapun kita berada, kita tidak akan bisa terlepas dari realita sosial yang ada di zaman modern kini. Sering kita menjumpai tempat hiburan malam, apalagi Kota Pontianak ini merupakan kota transit yang dapat memicu penyebaran HIV dan AIDS. Sistem dan sarana perhubungan internasional antar negara Indonesia dan Malaysia melalui Kota Pontianak ini tentu sedikit banyak akan membawa perubahan dalam pola hidup dan cenderung ke arah pergaulan bebas.
Dalam beberapa hal, banyak orang menstigma atau bahkan mendiskriminasi ODHA, walau pun itu dalam kasus kecil. Misalnya: “orang yang terinfeksi HIV dan AIDS itu akibat dari perilaku menyimpang” atau “orang yang menderita HIV harus dijauhi karena kehadirannya tidak diinginkan dalam lingkungan sosial”. Hal ini merupakan sebuah stigma yang mengarah pada ODHA. Pada dasarnya hanya sebagian kecil dari mereka yang begitu, tetapi stigma itu di generalisasikan terhadap semua ODHA. Tidak semua ODHA memiliki perilaku yang tidak baik (menyimpang), bahkan banyak ODHA yang menjadi aktivis kesehatan. Sering kita jumpai orang yang mengidap HIV dan AIDS melakukan aktivitas sosial yang bernilai positif, seperti: menghibur korban bencana alam (di beberapa daerah di Indonesia), melakukan penggalangan dana untuk korban bencana, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, stop men-stigma ODHA. Mari lah kita merangkul mereka, karena mereka adalah bagian dari masyarakat kita. Menjauhi cara penularan nya, bukan menjauhi orang nya.

*) Alumni Sosiologi FISIP Untan
*) Alumni Sekolah Jurnalisme AIDS Yogyakarta tahun 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar