Minggu, 15 Juni 2014

KARYA TULIS ILMIAH



STRATEGI IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI PILAR BANGSA DALAM MEMBANGUN JIWA NASIONALISME MELALUI PENDEKATAN HUMAN DEVELOPMENT (PEMBANGUNAN MANUSIA) DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (ENTIKONG)
KALIMANTAN BARAT



Oleh:
NIKODEMUS NIKO
Nim: E51110071
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura
Pontianak

PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2013


Ringkasan Karya

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. terdiri atas berbagai suku bangsa yang memiliki beraneka adat istiadat dan kebudayaan, serta memeluk berbagai agama dan keyakinan. Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara-bangsa Indonesia yang pluralistik. Begitupula dengan wilayah perbatasan yang memiliki beragam suku, agama dan budaya. Karakteristik umum wilayah perbatasan Indonesia, termasuk entikong adalah keterbelakang dalam pembangunan, rendahnya infrastruktur, terjadinya pelintas batas ilegal, perdagangan barang ilegal, pemindahan tapal batas secara sepihak, dan label negatif lainnya terhadap halaman depan negara ini.
            Bagaimana Strategi Implementasi Pancasila Sebagai Pilar Bangsa Dalam Membangun Jiwa Nasionalisme Melalui Pendekatan Human Development (Pembangunan Manusia) Di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia (Entikong) Kalimantan Barat? Hal inilah yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif, yaitu memaparkan suatu masalah, menganalisanya, menyimpulkan, kemudian memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
            Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mendapatkan konsep berupa strategi dalam mengimplementasikan Pancasila sebagai pilar bangsa untuk membangun jiwa nasionalisme melalui pendekatan Human Development (Pembangunan Manusia) di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia (Entikong) Kalimantan Barat. Yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitian berikutnya, serta dapat menjadi pengaruh dalam kebijakan yang di buat oleh para petinggi negara.
Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki konsep, prinsip dan nilai, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu pilar ini sangat penting untuk ditanamkan bagi semua warga negara, tidak terkecuali mereka yang berada di batas negara. Hal ini untuk memperkuat jiwa nasionalisme yang mereka miliki.
Untuk menganalisis lebih mendalam tentang pokok permasalahan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Struktural Fungsional sebagai pisau analisis. Teori ini menghasilkan satu perspektif yang lebih menekankan harmoni dan regulasi.
Peningkatan kesadaran masyarakat perbatasan akan nilai-nilai luhur budaya bangsa adalah sarana untuk membangkitkan semangat nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan bernegara dalam kehidupan bermasyarakat yaitu melalui pendekatan human development (pembangunan manusia).
Human development atau pembangunan manusia ini harus dapat membebaskan manusia dari belenggu kemiskinan dan tekanan-tekanan dari pihak lain. Inilah yang sesungguhnya menjadi inti dari pembangunan manusia, yakni berfokus pada manusia, untuk memulihkan dan meningkatkan martabat manusia.
Dalam rangka membangun jiwa nasionalitas melalui pendekatan human development (pembangunan manusia) di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia (Entikong), Strategi yang dapat diterapkan adalah dengan program-program pemberdayaan dan pendidikan bagi masyarakat perbatasan yang berbasis life skill education. Ada tiga hal penting dalam pendekatan Human Development untuk membangun jiwa nasionalisme bagi masyarakat di wilayah perbatasan entikong Kalimantan Barat, yaitu kesejahteraan sosial, kualitas Sumber Daya Manusia dan pertahanan keamanan, yang mana ketiga hal tersebut tercakup dibidang ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya.
Mengenalkan pancasila sebagai salah satu pilar bangsa kepada masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia (Entikong), tidak hanya sebagai suatu cita-cita semata namun hal ini harus segera dilakukan dengan terjun langsung di daerah untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat perbatasan. Strategi ini sangat tepat di realisasikan ke daerah-daerah perbatasan agar semakin memperkokoh rasa berbangsa terhadap Indonesia tercinta ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar