Jumat, 02 November 2012



Pendekatan struktural fungsional. Pada tahun 1956, 3 tahun setelah David Easton meluncurkankaryanya The Political System (1953), Gabriel A. Almond menerapkan teori sistem tersebut atassistem politik suatu bangsa sebagai bentuk metode trial and error layaknya sebuah teori. Namun,Almond melakukan sejumlah modifikasi atas teori Easton. Jika Easton membangun suatu grandtheory, maka Almond membangun suatu middle-range theory. Secara umum, teori sistem yangdibangun Almond terdiri atas 3 tahap.
Tahap 1 : Gabriel A. Almond dalam Comparative Political Systems (1956)
 Tipologi sistem politik Almond pertama kali ia ajukan pada tahu 1956. Perhatiannya pada tigaasumsi :1.

Sistem menandai totalitas interaksi di antara unit-unitnya serta keseimbangan di dalamsistem selalu berubah.2.

Hal penting dalam sistem politik bukan semata-mata lembaga formal, melainkan jugastruktur informal serta peran yang dijalankannya.3.

Budaya politik adalah kecenderungan utama dalam sistem politik, di mana budaya inilahyang membedakan satu sistem politik dengan sistem politik lain.
Tahap 2 : Gabriel A. Almond dan James Coleman dalam The Politics of Developing Areas(1960)

 
Dalam tahap 2 ini Almond berusaha menghindarkan keterjebakan analisa sistempolitik dari kontitusi/lembaga politik formal menjadi ke arah struktur serta fungsi yangdijalankan masing-masing unit dalam sistem politik.
F
ungsi menggantikan konsep power,sementara struktur menggantikan konsep lembaga politik formal.Dalam tahap 2 ini pula Almond menandaskan bahwa sistem politik memiliki 4 karakteristik yangbersifat universal. Karakteristik ini dapat berlaku di negara manapun. Keempat karakteristik tersebut adalah :1.

All political systems have political structures [setiap sistem politik punya struktur-struktur politik]2.

The same functions are performed in all political systems [fungsi-fungsi yang sama dapatditemui di setiap sistem politik]3.

All political structure ... is multi-functional. [setiap struktur politik « bersifatmultifungsi]4.

All political systems are mixed in the cultural sense [setiap sistem politik telah bercampur dengan budaya politik masing-masing]Setelah mengajukan keempat asumsi dasar, Almond memodifikasi input serta output yangdimaksudkan David Easton. Rincian Almond ini menjelaskan fungsi-fungsi input serta outputEaston yang cukup abstrak tersebut. Bagi Almond, secara fungsional setiap sistem politik memiliki fungsi-fungsi input serta output, yang rinciannya sebagai berikut :
F
ungsi Input terdiri atas :Sosialisasi dan rekrutmen politik Artikulasi kepentingan Agregasi (pengelompokan)kepentingan Komunikasi politik 
F
ungsi output terdiri atas :Pembuatan peraturan Penerapan peraturan Pengawasan peraturanSosialisasi dan rekrutmen politik meliputi rekrutmen individu dari aneka kelas masyarakat, etnik,kelompok, dan sejenisnya untuk masuk ke dalam partai politik, birokrasi, dan sebagainya.Artikulasi kepentingan merupakan ekspresi kepentingan politik dan tuntutan untuk melakukantindakan. Pengelompokan kepentingan merupakan penyatuan tuntutan dan dukungan darimasyarakat yang diartikulasikan oleh partai politik, kelompok kepentingan, dan entitas politik lainnya. Komunikasi politik melayani proses komunikasi di antara seluruh entitas politik yangberkepentingan oleh sebab baik sosialisasi dan rekrutmen politik, artikulasi kepentingan, danagregasi kepentingan semua disuarakan melalui proses komunikasi politik.
http://htmlimg1.scribdassets.com/hl3sxrv28wvf8t/images/6-2045c6add0.jpg

Di level fungsi output, proses yang berlangsung adalah dalam konteks pemisahan kekuasaan triaspolitika menurut Montesquieu. Pembuatan peraturan dilakukan oleh lembaga legislatif,pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga eksekutif, sementara pengawasan dilakukan olehlembaga yudikatif.Penjelasan mengenai entitas politik yang melakukan seluruh proses di fungsi input adalahsebagai berikut :Menurut Ronald H. Chilcote,pandangan Almond mengenai sistem politik bercorak dualistik. Artinya, Almond selalumenganggap ada dua bentuk yang bertolak belakang dari sebuah sistem politik misalnyatradisional vs. modern, agraris vs. industri, maju dan terbelakang, dan sejenisnya. Almondmenganggap bahwa sistem politik yang belum berkembang ditandai oleh gaya pembagian kerjayang bercorak tradisional, bersifat partikularistik, afektif, dan turun-temurun, sementara sistempolitik yang sudah maju ditandai oleh spesifikasi kerja yang rasional, universalis, netral afektif,dan bersifat prestasi atau pencapaian (achievement).Setelah merevisi teori sistem politik dari David Easton, Almond meringkas pola pikir sistempolitiknya ke dalam skema berikut :Melalui skema di atas, Almond membagi ada 3 level dalam sistem politik. Level pertama terdiriatas 6 fungsi konversi yaitu : artikulasi kepentingan, agregasi kepentingan, komunikasi politik,pembuatan peraturan, pelaksanaan peraturan, dan pengawasan peraturan.
F
ungsi-fungsi iniberhubugnan dengan tuntutan dan dukungan pada input serta keputusan dan tingdakan padaoutput.Level kedua dari aktivitas sistem politik teletak pada fungsi-fungsi kemampuan, yaitu regulasi,ekstraksi, distribusi, simbolik, dan respon. Almond menyebutkan bahwa di negara-negara

http://www.scribd.com, diunduh tgl 24 mei 2012, jam 16:24
http://htmlimg4.scribdassets.com/hl3sxrv28wvf8t/images/7-53558b7fa1.jpghttp://htmlimg4.scribdassets.com/hl3sxrv28wvf8t/images/7-53558b7fa1.jpg

demokratis, output dari kemampuan regulasi, ekstaksi, dan distribusi lebih dipengaruhi olehtuntutan dari kelompokk-kelompok sehingga masyarakat demokratis memiliki kemampuanresponsif yang lebih tinggi. Sementara itu pada sistem totaliter, output kurang responsif padatuntuan, perilaku regulatif bercorak paksaan, seraya lebih mengekstraksi secara maksimalsumber daya dari masyarakatnya. Sementara itu, yang dimaksud Almond dengan kemampuansimbolik adalah kemampuan suatu sistem politik untuk menonjolkan diri di lingkunganinternasional.Level ketiga ditempati oleh fungsi maintenance (pemeliharaan) dan adaptasi. Kedua fungsi iniditempati oleh sosialisasi dan rekrutmen politik. Teori sistem politik Gabriel A. Almond inikiranya lebih memperjelas maksud dari David Easton dalam menjelaskan kinerja suatu sistempolitik. Melalui Gabriel A. Almond, pendekatan struktural fungsional mulai mendapat tempat didalam analisis kehidupan politik suatu negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar