Sabtu, 13 Oktober 2012

ijinkan aku pergi



Ijinkan aku pergi............
By:nikodemus niko
            Mentari telah tenggelam. Kini sang malam mulai datang menghampiri waktu, indah nya gemintang mulai menghiasi gelapnya rona malam. Aku masih termenung di kamar ini, dibuai oleh lamunan yang tak tentu arah. Lamunan ku buyar seketika, saat handphone di atas meja kamar ku berbunyi. Nada khas itu sangat aku kenal, pasti Handi yang sms.
Dalam hati aku bertanya, “hmmmm, ada apa ya Handi sms aku?”. Buru-buru aku buka sms itu, di layar handphone ku tertulis,
“Ketika senja datang, menghampiri sang bulan, bergegaslah kau keluar dari rumahmu, lihatlah sosok matahari yang kau benci disaat sinar matahari menyengat kulitmu, lihatlah ia dengan jiwamu, sosok cahaya yang selalu menyinarimu, sama saja sosok mu seperti itu. Tanpamu, hidup aku akan gelap selalu”. Tanpa ku sadari, saat aku melantunkan kata demi kata itu, pipi ku telah dibasahi butiran bening. Ku ulangi setiap kata dalam pesan singkat itu, saat itu pula aku mulai terisak.
            Malam ini mata ku tak bisa terpejamkan sama sekali. Setelah sms Handi barusan, aku jadi kepikiran terus. Ingin ku menangis lagi, tetapi buat apa? Apa yang mesti aku tangisi? Jalan ini adalah yang terbaik untuk aku dan dia,
“PUTUS”.
Tetapi perasaan ini emang gak bisa di bohongin, kalau pada kenyataan nya aku sangat mencintai dia, aku sangat menyayangi dia. Aku kembali terisak untuk yang ke sekian kalinya, sambil mengingat semua kenangan tentang aku dan dia. Hingga ku pejamkan mata ini dan terlelap diselimuti malam yang kian larut.
            Pagi yang cerah ini, ku awali dengan sebuah doa kecil. Dalam doa pagi ku, tak lupa ku ucapkan doa untuk dia. Meski pada kenyataannya aku sudah tanpa dia lagi, hari-hariku harus ku jalani tanpa senyumnya lagi. Aku merasa kalau sebagian semangat dalam hidup aku kini telah pergi meninggalkan ku.
“kenapa dia pergi meninggalkan ku?”, kembali hati ku bergumam.
Namun, semua itu ku tinggalkan sejenak karena aku harus buru-buru berangkat ke kampus.
            Setiba di kampus, aku bertemu keempat sahabat ku. Sahabat yang selalu ada buat aku.
“mata mu kenapa put, kok sembab gitu?”, sari mulai menegur ku.
“iya tuh, sampai hitam gitu put kantung mata mu”, hermansyah langsung nyambar. “jangan-jangan putri habis nangis ya? Muka nya juga kelihatan sedih banget tuh”, imbuh fatma.
“emang kamu kenapa put?”, tanya ilham kemudian.
Aku hanya terdiam dan tertunduk tanpa berkata apapun. Hati aku ingin menangis, tetapi aku tahan sekuat tenaga ku. Dengan mata yang berbinar-binar aku beranikan diri untuk mengangkat kepalaku,
“aku gak kenapa-kenapa kok. Cuma ada masalah kecil aja”, jawab ku dengan nada parau.
“serius kamu gak apa-apa put?”, sahut fatma.
“iya serius aku baik-baik aja”, aku sungging kan sebuah senyuman kecil. Meski senyuman itu hanya untuk menutupi kesedihan ku saja.
            Mata kuliah kelas pertama aku jalani dengan lancar tanpa ada kendala apapun. Walau hati aku tak bisa tuk berpaling dari kegalauan yang ku alami sekarang. Namun sebisa mungkin, aku tepiskan rasa itu. Setelah kelas pertama berakhir, aku memutuskan untuk tidak keluar kelas. Mood ku lagi gak bagus hari ini. Kebetulan fatma dan sari pun ada di kelas, aku hampiri mereka dan aku duduk di bangku sebelah fatma.
“fat, aku putus ma handi”, aku langsung terisak dalam pangkuan fatma.
“udah lah cin, jangan nangis gitu dong. Gak enak ma temen-temen yang lain juga”, fatma mencoba menenangkan ku. Tetapi aku tak bisa tuk menghentikan air mata ku. aku terus menangis, sakit hati yang aku rasakan sungguh terasa menyiksa ku.
***
            Setiap malam hati ku selalu di hantui masa lalu bersama dirinya. Aku ambil buku harian di dalam laci lemari ku, dan ku tuliskan tentang isi hati ku.
Dear diary,
Jujur, aku ingin dan selalu ingin melupakan semua tentang mu...
Semua kenangan yang pernah kita lewati bersama....
Namun, hal itu tak pernah bisa aku lakukan...
Semua nya terlalu sakit buat aku lupakan...
Nangis.............
Cuma itu yang bisa aku lakukan....
Hanya itu............
Kebahagiaan mu adalah hal terpenting dalam hidup aku...
Meski terlalu sakit buat ku tuk tersenyum menyaksikan kebahagiaan mu bersama dia...
Tapi, untuk mu aku akan coba tuk tersenyum....
Dan mungkin, inilah senyuman termanis yang pernah mengambang di bibir ku....
Namun, tidak dengan hati ku....
Malam kian larut, perlahan ku coba pejamkan mata ini. Melupakan sejenak semua yang telah terjadi.
            Saat mentari mulai menjelang, perlahan ku buka kedua mata ku. Terlihat jelas foto mu masih terpajang dengan rapi di sudut kamar ku. tangisan ku tak bisa terhindari lagi.
“aku cengeng, aku terlalu lemah menghadapi semua ini”, hati ku ingin berontak. Tapi aku tak berdaya karena cinta ini terlalu dalam untuknya. Pagi ini aku putuskan untuk tidak masuk kuliah. Karena aku merasa hatiku tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Aku hanya berdiam diri di kamar, tanpa siapapun yang ada di sampingku. Hanya diary ini yang selalu setia menemani ku.
Dear diary,
Tuhan, entah ke mana lagi aku harus membawa luka ini......
Rasa nya aku tak sanggup lagi menahan beban ini sendirian.....
Perih banget Tuhan............
Aku tak mampu menahan semua rasa yang menyesak dada ini......
Cinta ini tak kanpernah tergantikan untuk nya.............
Sampai kapanpun...........
Meski kini dia t'lah membenci ku..............
Tetapi, sebagaimana pun ia membenci ku........
Aku kan tetap bertahan dengan cinta ini...........
Biar lah aku tanggung semua ini............
Semua memang salah ku, karena aku berani mencintai, maka aku juga harus siap untuk merasakan sakit karena cinta............
Dan kini, akibat itu t'lah aku terima............
            Seharian aku tak keluar kamar, tak ada sedikitpun rasa lapar menghampiri ku. kini aku benar-benar merasa sendiri. Sepanjang hari, hati ini terasa perih dan tak berdaya. Di kamar ini aku hanya bisa menangis saat mengingat semua tentang dia.
“aku benci sama diri aku sendiri, kenapa aku harus mencintai dia?”, hati kecilku berkata lirih. Saat isak tangis ku mulai reda, namun air mata ku masih saja mengalir. Ku tulis sebuah goresan untuk dia.
Lembaran sirna
Saat senyum itu t'lah pergi dari hidup ku.........
Tak pernah terpikir oleh ku, untuk siapa aku di sini.....
Tetapi, aku hanya terus  dan terus menanti senyum itu kan kembali....
Meski aku tahu itu sangat menyakitkan.....
Tak ada yang ku ingin kan....
Hanya, aku ingin setia pada hati aku.....
Setia pada cinta yang saat ini t'lah terluka.....

Sekarang, aku sudah bisa berdiri  tanpa mu............
Aku sudah bisa melepaskan semua tentang mu dalam hidup ku...
Sejujurnya, aku  sangat mencintai mu.....
Namun, aku sadar......
Cinta mu bukan untuk dan milik ku............
Aku yang sekarang lebih bisa dan biasa tanpa mu............
Aku tak bisa tuk membenci mu....
Karena aku bukan seorang pembenci........
Aku hanya seorang pencinta yang lemah.....
Dan tak berdaya saat cinta itu pergi,,.......
Aku tak bisa tuk lupakan cinta ini..........
Sekarang, ijinkan aku pergi........
Dari hidup dan hati mu, tuk selama nya........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar