Sabtu, 06 Februari 2016

Ceritaku: Hujan ditengah Gurun

Saat ini aku telah usai menjalani semester pertama perkuliahan di kampus yang baru: studi Master di salah satu universitas ternama di Indonesia. Jika menurut peringkat terbaru, kampusku masuk lima besar kampus terbaik di “tanah air beta” ini. Bangga dong bisa menempuh studi di kampus Top. Bukan saja hanya bangga tanpa diikuti kualitas diri. Aku terus, terus dan terus memaksa diri untuk menyesuaikan iklim pendidikan di tempat baru. *sambil sisiran didepan cermin
Padahal bagiku, kuliah S2 itu bak menemukan hujan ditengah gurun pasir: adem. Ayah, Ibu, I love them. Mereka yang menjadi sumber semangatku. Iya, kuliah di pulau Jawa (dan lagi di kampus bagus) memang membawa tantangan tersendiri bagi aku. Tadinya saat S1 aku juga kuliah di kampus Top di pulau Kalimantan, ngerasa diri sudah maksimal banget dalam segala hal. Tapi nyata nya, semua itu belum ada apa-apa nya, dan terasa ketika kuliah di pulau Jawa yang penuh persaingan dan tentunya kerja keras. #ngunyahbeling

Ketika pertama kali masuk dalam lingkungan akademik, hal pertama yang membuatku kagum adalah bangunan gedung-gedung kuliah yang boleh dikatakan megah. Naik lift di setiap gedung fakultas, parkiran mahasiswa saja lebih luas dari parkiran Mall yang ada di Kota Pontianak, belum lagi parkiran dosen-nya. Serba mengagumkan, mungkin ini yang dinamakan “ndeso” kali ya! *Selfie cheerrss....
Dosen-dosen yang ngajar di kampusku rata-rata lulusan luar negeri, sehingga suhu akademik yang “cukup” keras kadang menampar ingin cepat-cepat pulang kuliah. Dan beberapa dosen tamu yang mengajar di kelasku Profesor dari UI. Aku kagum dong, apalagi yang dulu namanya cuma bisa aku baca di buku pelajaran, kini aku dapat bertatap muka dan menjadi muridnya. Senangnya pake banget, nggak pake kuah, dikasi kecap dan sambal.
Aku kuliah di weekend, bersatu padu dengan kelas eksekutif, ada menteri, anggota DPR, mantan Dubes, dan kebanyakan sudah menjadi dosen, aku jumpai di kelas. Yah, sebagai orang baru dan pemalu, aku hanya banyak diam di kelas, maklum lah namanya juga masih penyesuaian. Hihihi....
Tapi, walau kuliah hanya weekend dan beberapa hari di weekday, bukan membuatku banyak waktu untuk berleha-leha dan santai, atau jalan-jalan cantik gitu. Full tugas diberikan setiap kali pertemuan. Ada yang berupa paper, review jurnal, dan macam-macam. Dengan rentang deadline hanya satu minggu. Jadi, lima mata kuliah satu minggu, plus tugas-tugas. *gagal semua rencana untuk nongki-nongki cyantix....
Hal yang cukup menyeramkan adalah ketika ujian take home. Dulu ketika kuliah S1, berharap dan sangat senang jika dikasi ujian take home oleh dosen. Nah, sekarang? Take home=kelar hidup loe... Sekarang aja aku masih satu mata kuliah yang harus direvisi, helaawww... Tidak tepat teori, kekurangan konsep, de el el, REVISI. Udah kayak skripsian part sekian. Dan finally, paper yang gue bikin dengan keringat dingin, dan kadang bergadang, dikembalikan oleh dosen dan harus direvisi. *pura-pura mati...
Senang lah, paper dibalikin, setidaknya banyak pembelajaran berharga yang aku petik. *petik dawai gitarmu bang, nyanyikan lagu rindu biar adek meleleh.... Dosennya membaca karya tulis yang aku buat, itu adalah poin penting dari segala hal. Matur Nuhun dosenku, karena dari sana aku bisa banyak belajar lagi. Dan lagi, aku bisa memeriksa kesalahan-kesalahan yang telah aku perbuat. *ooouuwooo.....
Selama jadi mahasiswa S2, aku bukan lagi seperti kupu-kupu melainkan kelalawar. Malam bekerja, siang bobo cantik. Dan itu pun tidurnya tidak lama. Hikzzz.... Jadi kantung mata panda sudah cukup menghitam, bak awan sore yang tiba-tiba petang. #Eh.... Aku merindukan update status gini: “Indahnya suasana malam tanpa harus memikirkan tugas dan sebangsanya.” *sambil menatap wajahmu. #ihiwww....
Kuliah di malam minggu, sampai jam 10 malam juga sudah pernah. Huuhuu... Ketika banyak pasangan yang memadu rindu di sabtu malam, dan kami seisi kelas berkutat dalam debat dan presentasi tugas akhir semester. *Ruaarr biasaa.... Kurang sabar apalagi coba? Laut pun aku sebrangi, untuk mencari cinta... hooouwooo.....
Dan yang terbaik adalah memiliki teman sekelas yang pada sabar, baik dan sama-sama gelo. Jadi hari demi hari selama satu semester ini berjalan dengan cepat, padahal baru kemarin lho bang adek jadi Maba. Oke, baik, teman sekelasku juga asyik dan enak buat diajak diskusi, terutama mengenai tugas-tugas kuliah. Bener-bener kuliah mencari ilmu, bukan mencari nilai. *semoga kami semua dapat nilai bagus semua ya awohh... kabulkan do’a Baim ya awoh...
Ketika ditanya kenapa memilih kampus itu sih? Kenapa tidak di UGM aja, atau UI gitu. Hell to the looww... Aku yang kuliah kok situ yang sewot dan kepoo sih??? Kan aku kesel... Aku memimpikan kampus aku yang sekarang ini semenjak tahun 2012 lalu. Dan dapetnya di tahun 2015. Kalo aku ini ibarat ibu-ibu hamil, udah beranak tiga kali om!!! Betapa sabarnya aku menunggu kan? Apalagi nungguin kamu... #Ehh.....
Akhir-akhir kemarin aku sering nelpon bapakku tengah malam. Dan aku dimarahin karena tidak tidur, seketika aku dipaksa tidur. Ya kali bisa tidur sementara layar laptop yang dianggurin udah teriak minta di ketok. Berpikir keras adalah modal segalanya untuk menyelesaikan tugas-tugas, tidak hanya berbekal niat dan mata on. Kalo udah gini, jadi kepikiran pengen cepat di lamar. #Ehhhh.....

Tetapi dibalik itu semua, hikmah terbaik adalah pelajaran berharga untuk diri sendiri. Serta pengalaman manis yang ditabung dari sekarang. Karena suatu saat pengalaman ini akan terceritakan, tuntas, tak bersisa. Dan aku harus menghadapi semester dua yang penuh bahagia ini, tanpa liburan. *tapi aku belum melupakan untuk liburan ke Thailand. Menjalaninya dengan senyum adalah cara terbaik menyemangati diri sendiri. #Cmiiwww..... Thanks Fall Semester, now I’ll move to the Summer Semester. *Ehhh,, biar berasa kayak di Korea gitu, ketemu Oppa Roy Kim.

Aku dan Gedung Rektorat kampus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar