Mengisi kosongnya malam ini, aku
hanya bisa berdamai dalam lagu masa lalu yang pernah kamu putarkan kala
bersamaku. Aku selalu memahami kesedihan yang kini datang silih berganti, namun
aku selalu tersingkirkan saat bahagia itu mulai terlihat. Apakah aku selalu
berlabuh di tempat yang salah? Sehingga kesedihan selalu menghampiriku. Mengapa
kebahagiaan selalu terenggut oleh orang lain? Padahal aku selalu cukup tabah
hadapi semua ini. Sabar dalam setiap kesakitan hati yang aku rasakan karena
kamu. Iya, kamu yang tiada lagi kabar hingga kini. Atau bahkan menjadi temanmu
pun aku tidak pantas? Entahlah!
Apa kamu tak mengerti? disini, aku selalu menantimu.
Di hati ini aku benar-benar tulus menyayangimu. Namun, saat ini lelah telah
mulai menghampiriku, haruskah aku mengendap-endap pergi, diam dan sunyi? Agar
hati ini tak lagi berharap tentangmu. Agar rasa ini kan terbunuh oleh waktu
yang entah kapan. Aku sudah teramat lelah dengan semua rasa semu ini. Aku sudah
terlalu lelah dengan bahagia yang kuciptakan dalam kepura-puraan ini.
Sejujurnya, aku sangat tersiksa karena merindukan mu. Aku sangat terluka saat
tahu kau tak lagi sendiri (kini).
Aku mengerti mungkin ini bukan masaku untuk merasakan kebahagiaan
atas ketulusan yang ku beri untuk cinta. Selalu saja orang yang kucintai pergi
begitu saja, iya tanpa ia bisa tetap bertahan sebentar saja tuk pahami rasaku.
Aku mempunyai sejuta rasa sabar untukmu. Kala kau sedih, sendu dan bimbang,
datanglah padaku, bila kau butuh tempat tuk bersandar datanglah dan
bersandarlah di hatiku (lagi). Mungkin kamu akan merasakan berartinya diriku
setelah kamu tahu bertapa berartinya orang yang benar-benar tulus mencintiamu,
dan orang itu masih tetap aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar