Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi
Malam kini telah
terganti pagi yang menyapa dengan mentari pagi. Mengawali hari yang penuh
kejutan ini, ditemani embun yang kian menepis di dedaunan. Dengan penuh
semangat pagi ini, aku melangkahkan kaki menuju kampus Biru yang tak lama lagi
akan aku tinggalkan, iya dalam beberapa bulan kedepan saat aku memperoleh gelar
sarjana. Sekarang aku sedang bersemangat untuk menyelesaikan tugas akhir ku.
Skripsi, yah begitulah banyak orang menyebutnya.
Janjian ketemu di
kantor jam 10.00 siang ini. Mengiringi aku menuju kantor KPA Kota Pontianak,
mentari bersinar menyengat kulitku. Setiba nya di sana, orang yang ingin aku
temui tidak berada di tempat melainkan sudah di lapangan. Aku berusaha
menghubunginya agar hari ini aku bisa untuk turun lapangan. Dan akhirnya aku di
suruh datang langsung ke rumah sakit sudarso pontianak.
Hari ini adalah hari
yang belum pernah kubayangkan dalam hidup sebelumnya. Masuk ke dalam kehidupan ODHA
dengan kategori pengguna narkoba jarum suntik (penasun) yang ada di kota
pontianak.
Detak jantung berdegup
kencang, mengiringi langkah ku menuju kantin belakang RS. Soedarso tempat
dimana terapi metadon untuk para pengguna narkoba jarum suntik berkumpul siang ini.
Mereka kerap kali datang ke tempat ini kala mereka sedang sakaw, dengan terapi
metadon ini mereka dapat mengganti cairan metadon sebagai pengganti narkoba
jarum suntik. Hal ini salah satu home reduction upaya pencegahan penularan HIV
melalui jarum suntik, dan tidak pernah di sangka aku kini berada di tengah
mereka.
Aku berusaha bersikap
santai, berusaha relax dalam segala tindakan ku. Wajah ku pucat pasi, tubuh ku
gemetaran kala itu, namun aku selalu santai dalam berdiskusi dengan kelompok
penasun ini. Dan ini lah kehidupan mereka, hidup penuh bahagia (bagi mereka).
Hidup hanya begini-begini saja, “Kalau tidak masuk penjara, ya meninggal” ungkap
salah satu dari mereka. Beginikah kehidupan orang yang sudah kecanduan narkoba?
Masa depan mereka di renggut oleh obat haram yang berupa butiran debu itu.
Meski mereka penyandang ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) tetapi mereka adalah saudara kita. Tidak pantas kita untuk mengasingkan mereka dalam pergaulan kita sehari-hari. Mereka tidak berbahaya, mereka hidup layaknya manusia pada umumnya. Justeru, melalui mereka lah kita dapat belajar menghargai kehidupan. Agar kita jangan sampai terjerumus ke dalam jurang yang sama seperti mereka. Melalui mereka kita dapat berbagi cerita kehidupan, dimana kita selalu saja mengeluh karena kekurangan. Sementara mereka, masih tetap bersyukur menikmati sisa hidup yang mereka miliki. Setidaknya hal itu yang aku temukan dalam kehidupan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar