Oleh: Nikodemus Niko
Mahasiswa Sosiologi Untan
Menjelang hari raya
Idul Fitri tahun 2014 ini saya memang sengaja untuk tidak pulang ke kampung
halaman. Meskipun saya sendiri tidak ikut merayakan, namun kemeriahan nya di
Kota Pontianak sungguh terasa.
Malam yang indah untuk
berkeliling, karena malam ini malam lebaran yang pertama, dimana takbiran
bergema hingga di pinggiran kota. Momen yang indah pula untuk jalan-jalan
sekedar untuk menikmati segarnya angin di malam hari.
Padatnya kendaraan di
jalan raya membuat sejumlah jalan kota macet. Meski jalan-jalan tanpa arah dan
tujuan mau kemana, saya tetap menikmati perjalanan malam yang di hiasi kembang
api di langit yang menambah pesona indahnya Kota Pontianak. Walau kabut asap
yang sedikit agak mengganggu dalam perjalanan.
Malam takbiran yang
sungguh indah ini aku menemukan seorang kakek tua yang sedang menarik
gerobaknya di depan salah satu Mall di Kota Pontianak. Kakek berpakaian lusuh
dan tidak memakai alas kaki itu tidak menghiraukan sekelilingnya, betapa
susahnya mencari uang di kota mungkin yang ada dalam benaknya “Yang penting
bisa makan untuk malam ini.”
Setelah melewati jalan
itu, aku hendak pulang ke rumah. Kondisi sama masih terjadi, macet dan padat.
Di jalan Ahmad Yani 1, saya juga menemukan sejumlah pengemis yang masih
meminta-minta di lampu merah. Dua orang ibu-ibu dan satu orang anak dalam
gendongan ibu nya. Di malam yang penuh kemenangan ini, apakah mereka tidak ikut
merayakan? Sungguh kasihan, karena kemiskinan yang memaksa mereka untuk meminta
belas kasihan orang di malam lebaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar