Cita-Cita
Ku Di Ujung Tanduk
Oleh:
Nikodemus Niko
Di sore sabtu (24/3), di tepi pantai
kura-kura beach nan mempesona, terik mentari cukup terasa menyengat, disertai
hembusan angin yang lembut terasa menembus dinding kulit. Deburan ombak yang
mengais tepi pantai mengayun langkah sesosok anak laki-laki yang berpakaian apa
adanya. Sosok yang sedang mendaki sebuah bukit kecil itu menenteng dagangan
buah-buahan berupa jambu, kedondong, bengkoang dan juga keripik pisang.
Anak itu bernama lengkap Azrahul Donald,
seorang anak yang banyak memikul beban
kehidupan. Ia mengakhiri pendidikan nya di bangku kelas tiga Sekolah Dasar.
Keterbatasan ekonomi kedua orang tua nya memaksa ia harus bekerja. Ia hanya
bisa pasrah menghadapi karang yang sedang menerpa kehidupan
nya.
Rahul,
begitu ia akrab di panggil, berusia empat belas tahun. Rahul adalah anak kedua
dari empat bersaudara. Kakak nya masih duduk di kelas dua Sekolah Menengah
Atas, dan kedua adik nya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
“kata
mama yang cari uang tu laki-laki jak, cewek gak boleh cari uang”, kata polos
itu terungkap oleh nya tanpa ada rasa ragu. Selain berjualan di pantai, rahul
sering ikut bapak nya berlayar di tengah laut, memecahkan ganas nya ombak di
tengah malam. “kalau melaut berangkat nya jam enam sore dan pulang nya jam enam
subuh”, lagi-lagi ucapan polos itu terlontar dari bibir nya.
Di
kala jualan sepi dan ombak di laut sedang tak bersahabat, rahul mencari rupiah
di hutan. Dengan mengumpulkan ranting-ranting kayu, kemudian ia ikat untuk di jual
kepada tetangga-tetangga nya. Sesungguh nya pekerjaan utama anak yang sejak
berumur sembilan tahun membantu perekonomian orang tua nya ini adalah sebagai
kuli di bengkel.
Rahul
bekerja di bengkel paman nya sudah hampir setahun. Ia masuk kerja di hari senin
sampai dengan jumat saja. Pekerjaan nya di mulai dari pukul tujuh pagi sampai
dengan pukul enam sore. Kemudian di hari sabtu dan minggu rahul berjualan manisan buah-buahan dan
keripik pisang di area pantai kura-kura beach.
“dari
sekolah dulu cita-cita aku ingin menjadi tentara militer, karena tentara itu
kan tidak takut kalau ke mana-mana, jadi saya ingin berani seperti tentara”, dengan tanpa beban rahul ungkap kan isi hati
nya yang paling dalam. Keinginan yang sangat besar itu telah kandas, namun belajar
bukan hanya di bangku sekolah saja. Sampai saat sekarang pun rahul masih tetap
sering belajar bersama kakak dan adik-adik nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar