Lama....
Lama sekali aku tidak lagi
memikirkannya.
Namun, seketika aku merindukan segala
tentangnya. Candanya, saat dia mencubit hidungku hingga memerah bagai kepiting
rebus.
Senyumnya, pagi itu, mataku mengekor
sekedar untuk mencuri senyuman terindahnya. Pelukan hangatnya yang selalu
selimuti kulitku,
Dulu....
Saat-saat kutemukan pagi dikerumuni
embun, mengajakku menyaksikan mentari yang mengintip di balik jendela
kamarmu—waktu itu—saat cahaya menemukan aku yang terbaring di dadamu, lebih
tepatnya di atas jantungmu berdenyut, sehingga aku sungguh merasakan degup itu
meski kau masih tertidur pulas.
“Selamat pagi sayang.” Kata itu sudah
sangat lama terngiang di telingaku.
“Emuuuacch.”
Kau selalu lakukan itu—kissing
morning—tidak mau kalah, aku juga melakukan hal sama seperti yang kau lakukan.
“I love you, sayang.”
Setidaknya kata itu pernah aku ucapkan
untukmu, dan hingga detik ini, tidak ada yang berubah.
Aku masih mencintaimu....
Ingatkah kau pada rindu itu? Rindu yang
selalu saja memanggil namamu saat malam mulai menyapa relungku. Saat malam akan
mulai menusuk kesepian....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar