Saat
ku tak lagi disini tuk menemani cinta itu, aku perih, aku terluka. Sakit ini
tak dapat aku tulis bersama goresan ini, hanya hati dan perasaan ku yang
terhujam oleh nya. Sungguh menyayat jiwa, pilu nya batin ini meninggalkan
kenangan cinta yang sangat pedih. Mengapa? Mengapa kau yang hadir untuk
menghiasi hati ini dulu? Kau bukanlah orang yang tepat tuk aku cintai, kau
bukan orang yang pantas dapatkan sayang ini.
Namun, mengapa cinta ini masih
disini untuk mu? Mengapa? Kamu tak pernah tahu betapa perihnya aku mencintai
mu. Kamu terlalu sempurna tuk ku miliki. Kamu terlalu tinggi tuk ku gapai. Aku memilih
pergi. Pergi jauh dari hati mu, pergi jauh dari cinta yang kini membuatku luka.
Ini salahku, aku yang terlalu mencintai mu, aku yang terlalu sayang kamu. Tanpa
aku sadari rasa itu membuat ku seperih ini. Maafkan aku yang hingga saat ini masih
menyimpan cinta itu untuk mu, aku masih mencintai mu. Yang hingga akhirnya aku
biarkan cinta itu menjauh. Kamu tak akan pernah bisa merasakan berada di posisi
aku, kamu tak kan pernah bisa mencintai ku seperti tulusnya cinta aku pada mu. Dan
maafkan aku yang memilih pergi jauh dari cinta itu. Aku yakin kamu masih
seperti kemarin, “mencintaiku dalam takut”. Jujur aku bahagia. Bahagia saat
kudengar kata cinta itu dari mu. Kata cinta yang hanya menjadi mimpi buruk ku.
kata cinta yang hanya angan semata bagiku. Berada dalam peluk mu, membuat jiwa
ini teduh. Meski hal itu hanya kudapatkan dalam mimpi. Mimpi yang membuat ku
terbang dalam angan bayang cinta mu. Aku menccintai m tulus, tanpa siapapun
yang memaksa ku dan tanpa alasan apapun. Ketulusan cinta ini tanpa makna, tanpa
ada rasa ku ingin memiliki mu, tanpa ada rasa ku ingin cinta itu kau balas. Aku
tak mengerti, cinta yang dapat mengartikan ini semua untukmu. Aku bukan orang
yang pantas tuk miliki hati mu. Namun, aku hanya ingin menjadi orang yang
pantas mencintai mu, dalam diam. Ini memang egois, hingga pada pada waktunya
aku memilih pergi dari mu. Mencintaimu adalah hal terindah di kala pagiku
menjelang, kala siang ku mencekam dan kala malam ku mulai menepi. Maafkan aku
harus pergi. Tak seharusnya aku terlalu egois ingin dapatkan cintamu. Tak sepantasnya
aku mendapatkan hal itu. Kini aku telah menyadari itu, kini aku telah pikirkan
hal bodoh yang ada padaku itu. Mengagumi seseorang hingga akhirnya aku
mencintainya, itu semua hanya angan, itu hanya mimpi yang tak akan pernah jadi
nyata. Aku terpuruk saat menyadari itu. Saat aku benar-benar pergi dari cinta
ini, cinta yang terus membayangi ku dengan rasa takut, takut akan kehilangan
mu. Aku berharap kamu turut bahagia dengan kepergian ku. aku tahu, kamu selalu
bahagia. Gimana dulu sebelum kamu mengenal aku, orang bodoh yang hanya akan
selalu bodoh. Membiarkan cinta itu pergi sungguh membuatku sakit. Namun, cinta
itu tiada guna nya lagi tuk terus bertahan di sini. Cinta ini tak pernah ku
harapkan hadir. Aku yakin begitu pula dengan mu, yang tak pernah menginginkan
kehadiran cinta itu. Hingga saat nya cinta itu benar-benar pergi dari hati,
perasaan dan jiwaku. Kini tiada lagi sebuah nama yang selalu ku ingat menjelang
tidur, nama yang selalu ku mimpikan kala terlelap dan nama yang selau ku angan
kala terjaga. Selamat tinggal ‘Jeyek’, kini aku bisa tersenyum lebar, tertawa
lepas tanpa cinta itu. Meski aku harus membohongi hati ini yang selalu
menjerit, menangis dan terluka. Nama mu kini hanya tersimpan di dasar lubuk
hatiku yang paling dalam, yang kini ingin ku kubur bersama kenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar