Oleh: Nico Ajah
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)
merupakan dua hal yang terpisah secara definisi, namun merupakan satu-kesatuan.
HIV merupakan virus yang dapat menyebar melalui darah, sedangkan AIDS adalah
menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat dari HIV. Banyak orang menyebutkan
bahwa HIV dan AIDS itu sebuah penyakit yang menjijikkan, padahal pemikiran itu
tidak benar. Mari jauhkan pemikiran kita tentang hal tersebut, karena secara
tidak langsung sudah men-stigma pengidap HIV itu sendiri. HIV dan AIDS bukan
lah suatu penyakit fisik yang nampak, karena bisa saja berbagai penyakit
oportunistik dapat timbul akibat HIV dan AIDS ini. Seseorang yang terinfeksi
HIV positif tidak secara langsung mengalami AIDS, sebab masa inkubasi dari HIV
menjadi AIDS sekitar 5-10 tahun. Dengan obat-obatan antiretroviral (ARV) bisa
saja memperlambat kerusakan yang diakibatkan HIV pada sistem kekebalan tubuh
dan hal ini dapat menunda awal terjadinya AIDS.
Dalam kehidupan
sosial bermasyarakat, tentu pernah kita temui seseorang yang terinfeksi HIV,
mereka ini disebut Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA). Bisa saja mereka adalah
teman dekat kita, tetangga atau bahkan keluarga kita. Pemahaman mendasar
tentang HIV dan AIDS ini sangat penting diketahui bagi semua orang agar tidak
menimbulkan stigma terhadap ODHA. HIV dan AIDS tidak akan bisa menular melalui
kontak fisik, atau melalui aktivitas biasa sehari-hari. Penyebaran HIV hanya dapat
terjadi melalui kontak darah, sperma dan cairan vagina. Hal ini berarti HIV
dapat tertular melalui hubungan seks (tidak aman), transfusi darah, penggunaan
jarum suntik secara bergantian dan ASI (Air Susu Ibu). Mengetahui cara
penyebaran HIV dan AIDS ini juga berguna agar kita terhindar dari virus ini.
Memerangi HIV
dan AIDS bukan berarti menjauhi orang yang mengidap HIV dan AIDS ini, tetapi
menjauhi cara penularannya. Dimanapun kita berada, kita tidak akan bisa
terlepas dari realita sosial yang ada di zaman modern kini. Sering kita
menjumpai tempat hiburan malam, apalagi Kota Pontianak ini merupakan kota
transit yang dapat memicu penyebaran HIV dan AIDS. Sistem dan sarana
perhubungan internasional antar negara Indonesia dan Malaysia melalui Kota
Pontianak ini tentu sedikit banyak akan membawa perubahan dalam pola hidup dan
cenderung ke arah pergaulan bebas.
Dalam beberapa
hal, banyak orang menstigma atau bahkan mendiskriminasi ODHA, walau pun itu
dalam kasus kecil. Misalnya: “orang yang terinfeksi HIV dan AIDS itu akibat dari
perilaku menyimpang” atau “orang yang menderita HIV harus dijauhi karena
kehadirannya tidak diinginkan dalam lingkungan sosial”. Hal ini merupakan
sebuah stigma yang mengarah pada ODHA. Pada dasarnya hanya sebagian kecil dari
mereka yang begitu, tetapi stigma itu di generalisasikan terhadap semua ODHA.
Tidak semua ODHA memiliki perilaku yang tidak baik (menyimpang), bahkan banyak
ODHA yang menjadi aktivis kesehatan. Sering kita jumpai orang yang mengidap HIV
dan AIDS melakukan aktivitas sosial yang bernilai positif, seperti: menghibur
korban bencana alam (di beberapa daerah di Indonesia), melakukan penggalangan
dana untuk korban bencana, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, stop
men-stigma ODHA. Mari lah kita merangkul mereka, karena mereka adalah bagian
dari masyarakat kita. Menjauhi cara penularan nya, bukan menjauhi orang nya.
*) Alumni Sosiologi FISIP Untan
*) Alumni Sekolah Jurnalisme AIDS
Yogyakarta tahun 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar