STRATEGI IMPLEMENTASI PANCASILA SEBAGAI
PILAR BANGSA DALAM MEMBANGUN JIWA NASIONALISME MELALUI PENDEKATAN HUMAN DEVELOPMENT (PEMBANGUNAN MANUSIA)
DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (ENTIKONG)
KALIMANTAN BARAT
Oleh:
NIKODEMUS
NIKO
Nim: E51110071
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura
Pontianak
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2013
Ringkasan Karya
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. terdiri atas berbagai suku bangsa
yang memiliki beraneka adat istiadat dan kebudayaan, serta memeluk berbagai
agama dan keyakinan. Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi
negara-bangsa Indonesia yang pluralistik. Begitupula dengan wilayah perbatasan
yang memiliki beragam suku, agama dan budaya. Karakteristik
umum wilayah perbatasan Indonesia, termasuk entikong adalah keterbelakang dalam
pembangunan, rendahnya infrastruktur, terjadinya pelintas batas ilegal,
perdagangan barang ilegal, pemindahan tapal batas secara sepihak, dan label
negatif lainnya terhadap halaman depan negara ini.
Bagaimana Strategi Implementasi Pancasila Sebagai Pilar
Bangsa Dalam Membangun Jiwa Nasionalisme Melalui Pendekatan Human Development (Pembangunan Manusia) Di Wilayah Perbatasan
Indonesia-Malaysia (Entikong) Kalimantan Barat? Hal inilah yang menjadi
permasalahan utama dalam penelitian ini. Metode yang digunakan adalah studi
kepustakaan dengan pendekatan deskriptif, yaitu memaparkan suatu masalah,
menganalisanya, menyimpulkan, kemudian memberikan solusi terhadap permasalahan
tersebut.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mendapatkan
konsep berupa strategi dalam mengimplementasikan Pancasila sebagai pilar bangsa
untuk membangun jiwa nasionalisme melalui pendekatan Human Development (Pembangunan Manusia) di wilayah perbatasan
Indonesia-Malaysia (Entikong) Kalimantan Barat. Yang diharapkan dapat menjadi
referensi bagi mahasiswa dan dosen dalam melakukan penelitian berikutnya, serta
dapat menjadi pengaruh dalam kebijakan yang di buat oleh para petinggi negara.
Pancasila
sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki
konsep, prinsip dan nilai, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila
sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu pilar ini
sangat penting untuk ditanamkan bagi semua warga negara, tidak terkecuali
mereka yang berada di batas negara. Hal ini untuk memperkuat jiwa nasionalisme
yang mereka miliki.
Untuk
menganalisis lebih mendalam tentang pokok permasalahan dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teori Struktural Fungsional sebagai
pisau analisis. Teori ini menghasilkan satu perspektif yang lebih menekankan
harmoni dan regulasi.
Peningkatan
kesadaran masyarakat perbatasan akan nilai-nilai luhur budaya bangsa adalah
sarana untuk membangkitkan semangat nasionalisme, yang dapat dilakukan dengan
senantiasa memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dan bernegara dalam
kehidupan bermasyarakat yaitu melalui pendekatan human development (pembangunan manusia).
Human development
atau pembangunan manusia ini harus dapat membebaskan manusia dari belenggu
kemiskinan dan tekanan-tekanan dari pihak lain. Inilah yang sesungguhnya
menjadi inti dari pembangunan manusia, yakni berfokus pada manusia, untuk
memulihkan dan meningkatkan martabat manusia.
Dalam
rangka membangun jiwa nasionalitas melalui pendekatan human development (pembangunan manusia) di wilayah perbatasan
Indonesia-Malaysia (Entikong), Strategi yang dapat diterapkan adalah dengan
program-program pemberdayaan dan pendidikan bagi masyarakat perbatasan yang
berbasis life skill education. Ada
tiga hal penting dalam pendekatan Human Development untuk membangun jiwa
nasionalisme bagi masyarakat di wilayah perbatasan entikong Kalimantan Barat,
yaitu kesejahteraan sosial, kualitas Sumber Daya Manusia dan pertahanan
keamanan, yang mana ketiga hal tersebut tercakup dibidang ekonomi, politik,
hukum, sosial dan budaya.
Mengenalkan
pancasila sebagai salah satu pilar bangsa kepada masyarakat di wilayah
perbatasan Indonesia-Malaysia (Entikong), tidak hanya sebagai suatu cita-cita
semata namun hal ini harus segera dilakukan dengan terjun langsung di daerah
untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat perbatasan. Strategi ini sangat
tepat di realisasikan ke daerah-daerah perbatasan agar semakin memperkokoh rasa
berbangsa terhadap Indonesia tercinta ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar