Ijinkan aku
pergi............
By:nikodemus
niko
Mentari
telah tenggelam. Kini sang malam mulai datang menghampiri waktu, indah nya
gemintang mulai menghiasi gelapnya rona malam. Aku masih termenung di kamar
ini, dibuai oleh lamunan yang tak tentu arah. Lamunan ku buyar seketika, saat
handphone di atas meja kamar ku berbunyi. Nada khas itu sangat aku kenal, pasti
Handi yang sms.
Dalam hati aku
bertanya, “hmmmm, ada apa ya Handi sms aku?”. Buru-buru aku buka sms itu, di
layar handphone ku tertulis,
“Ketika
senja datang, menghampiri sang bulan, bergegaslah kau keluar dari rumahmu,
lihatlah sosok matahari yang kau benci disaat sinar matahari menyengat kulitmu,
lihatlah ia dengan jiwamu, sosok cahaya yang selalu menyinarimu, sama saja
sosok mu seperti itu. Tanpamu, hidup aku akan gelap selalu”.
Tanpa ku sadari, saat aku melantunkan kata demi kata itu, pipi ku telah
dibasahi butiran bening. Ku ulangi setiap kata dalam pesan singkat itu, saat
itu pula aku mulai terisak.
Malam ini mata ku tak bisa terpejamkan
sama sekali. Setelah sms Handi barusan, aku jadi kepikiran terus. Ingin ku
menangis lagi, tetapi buat apa? Apa yang mesti aku tangisi? Jalan ini adalah yang
terbaik untuk aku dan dia,
“PUTUS”.
Tetapi perasaan
ini emang gak bisa di bohongin, kalau pada kenyataan nya aku sangat mencintai
dia, aku sangat menyayangi dia. Aku kembali terisak untuk yang ke sekian
kalinya, sambil mengingat semua kenangan tentang aku dan dia. Hingga ku
pejamkan mata ini dan terlelap diselimuti malam yang kian larut.
Pagi yang cerah ini, ku awali dengan
sebuah doa kecil. Dalam doa pagi ku, tak lupa ku ucapkan doa untuk dia. Meski
pada kenyataannya aku sudah tanpa dia lagi, hari-hariku harus ku jalani tanpa senyumnya
lagi. Aku merasa kalau sebagian semangat dalam hidup aku kini telah pergi
meninggalkan ku.
“kenapa dia
pergi meninggalkan ku?”, kembali hati ku bergumam.
Namun, semua
itu ku tinggalkan sejenak karena aku harus buru-buru berangkat ke kampus.
Setiba di kampus, aku bertemu
keempat sahabat ku. Sahabat yang selalu ada buat aku.
“mata mu kenapa
put, kok sembab gitu?”, sari mulai menegur ku.
“iya tuh,
sampai hitam gitu put kantung mata mu”, hermansyah langsung nyambar.
“jangan-jangan putri habis nangis ya? Muka nya juga kelihatan sedih banget
tuh”, imbuh fatma.
“emang kamu kenapa
put?”, tanya ilham kemudian.
Aku hanya
terdiam dan tertunduk tanpa berkata apapun. Hati aku ingin menangis, tetapi aku
tahan sekuat tenaga ku. Dengan mata yang berbinar-binar aku beranikan diri
untuk mengangkat kepalaku,
“aku gak
kenapa-kenapa kok. Cuma ada masalah kecil aja”, jawab ku dengan nada parau.
“serius kamu gak
apa-apa put?”, sahut fatma.
“iya serius aku
baik-baik aja”, aku sungging kan sebuah senyuman kecil. Meski senyuman itu
hanya untuk menutupi kesedihan ku saja.
Mata kuliah kelas pertama aku jalani
dengan lancar tanpa ada kendala apapun. Walau hati aku tak bisa tuk berpaling
dari kegalauan yang ku alami sekarang. Namun sebisa mungkin, aku tepiskan rasa
itu. Setelah kelas pertama berakhir, aku memutuskan untuk tidak keluar kelas.
Mood ku lagi gak bagus hari ini. Kebetulan fatma dan sari pun ada di kelas, aku
hampiri mereka dan aku duduk di bangku sebelah fatma.
“fat, aku putus
ma handi”, aku langsung terisak dalam pangkuan fatma.
“udah lah cin,
jangan nangis gitu dong. Gak enak ma temen-temen yang lain juga”, fatma mencoba
menenangkan ku. Tetapi aku tak bisa tuk menghentikan air mata ku. aku terus
menangis, sakit hati yang aku rasakan sungguh terasa menyiksa ku.
***
Setiap malam hati ku selalu di
hantui masa lalu bersama dirinya. Aku ambil buku harian di dalam laci lemari
ku, dan ku tuliskan tentang isi hati ku.
Dear diary,
Jujur,
aku ingin dan selalu ingin melupakan semua tentang mu...
Semua
kenangan yang pernah kita lewati bersama....
Namun,
hal itu tak pernah bisa aku lakukan...
Semua
nya terlalu sakit buat aku lupakan...
Nangis.............
Cuma
itu yang bisa aku lakukan....
Hanya
itu............
Kebahagiaan
mu adalah hal terpenting dalam hidup aku...
Meski
terlalu sakit buat ku tuk tersenyum menyaksikan kebahagiaan mu bersama dia...
Tapi,
untuk mu aku akan coba tuk tersenyum....
Dan
mungkin, inilah senyuman termanis yang pernah mengambang di bibir ku....
Namun,
tidak dengan hati ku....
Malam kian larut, perlahan ku coba pejamkan
mata ini. Melupakan sejenak semua yang telah terjadi.
Saat
mentari mulai menjelang, perlahan ku buka kedua mata ku. Terlihat jelas foto mu
masih terpajang dengan rapi di sudut kamar ku. tangisan ku tak bisa terhindari lagi.
“aku cengeng, aku terlalu lemah menghadapi
semua ini”, hati ku ingin berontak. Tapi aku tak berdaya karena cinta ini
terlalu dalam untuknya. Pagi ini aku putuskan untuk tidak masuk kuliah. Karena
aku merasa hatiku tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Aku hanya berdiam diri
di kamar, tanpa siapapun yang ada di sampingku. Hanya diary ini yang selalu
setia menemani ku.
Dear
diary,
Tuhan, entah ke mana lagi aku harus membawa
luka ini......
Rasa nya aku tak sanggup lagi menahan beban
ini sendirian.....
Perih banget Tuhan............
Aku tak mampu menahan semua rasa yang
menyesak dada ini......
Cinta ini tak kanpernah tergantikan untuk
nya.............
Sampai kapanpun...........
Meski kini dia t'lah membenci
ku..............
Tetapi, sebagaimana pun ia membenci ku........
Aku kan tetap bertahan dengan cinta
ini...........
Biar lah aku tanggung semua ini............
Semua memang salah ku, karena aku berani
mencintai, maka aku juga harus siap untuk merasakan sakit karena
cinta............
Dan kini, akibat itu t'lah aku
terima............
Seharian
aku tak keluar kamar, tak ada sedikitpun rasa lapar menghampiri ku. kini aku
benar-benar merasa sendiri. Sepanjang hari, hati ini terasa perih dan tak
berdaya. Di kamar ini aku hanya bisa menangis saat mengingat semua tentang dia.
“aku benci sama
diri aku sendiri, kenapa aku harus mencintai dia?”, hati kecilku berkata lirih.
Saat isak tangis ku mulai reda, namun air mata ku masih saja mengalir. Ku tulis
sebuah goresan untuk dia.
Lembaran sirna
Saat
senyum itu t'lah pergi dari hidup ku.........
Tak
pernah terpikir oleh ku, untuk siapa aku di sini.....
Tetapi,
aku hanya terus dan terus menanti senyum
itu kan kembali....
Meski
aku tahu itu sangat menyakitkan.....
Tak
ada yang ku ingin kan....
Hanya,
aku ingin setia pada hati aku.....
Setia
pada cinta yang saat ini t'lah terluka.....
Sekarang,
aku sudah bisa berdiri tanpa
mu............
Aku
sudah bisa melepaskan semua tentang mu dalam hidup ku...
Sejujurnya,
aku sangat mencintai mu.....
Namun,
aku sadar......
Cinta
mu bukan untuk dan milik ku............
Aku
yang sekarang lebih bisa dan biasa tanpa mu............
Aku
tak bisa tuk membenci mu....
Karena
aku bukan seorang pembenci........
Aku
hanya seorang pencinta yang lemah.....
Dan
tak berdaya saat cinta itu pergi,,.......
Aku
tak bisa tuk lupakan cinta ini..........
Sekarang,
ijinkan aku pergi........
Dari
hidup dan hati mu, tuk selama nya........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar