Malam masih saja
bercerita tentangmu. Aku hanya berdiam diri, menjadi pendengar setianya.
Melalui foto-foto tentangmu, malam mulai menertawakan aku yang sesekali
meneteskan air mata. Entahlah, aku juga tidak mengerti rasa hati ini. Yang aku
rasakan hanya getar rindu itu yang kini mulai menyiksa hati. Membawa jiwa sepi
ini menerawang jauh bersama angan dan kenangan yang dulu pernah tercipta. Semua
terlalu cepat direnggut oleh waktu, hingga ku mencoba untuk membenci malam yang
selalu mengusikku dengan rindu yang tetap saja masih untukmu.
Rindu tatapan matamu
yang dulu hanya untukku. Rindu mata teduh yang selalu membuatku damai saat
berada dalam tatapannya. Mata teduh yang dulu pernah aku miliki. Rindu dekapan
hangat yang dulu pernah membuat hati ini damai saat berada dalam pelukmu. Aku
hanya bisa menangis saat mengingat hal itu. Kini semua telah sirna, terbang
bersama angin malam yang kini pergi jauh meninggalkan desiran embun ini. Dirimu
tak akan pernah terganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar