Oleh: Nico Ajah
Aku akan
tetap berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku harus tetap ikhlas dan
tabah untuk menerima apa yang kini telah terjadi dalam hidupku. Aku sungguh sadar, kehidupan ini
terkadang mengharuskan ku menerima apa yang tidak aku harapkan dan tidak
mendapatkan apa yang aku harapkan. “Ketika
kita berencana maka biarkanlah Tuhan yang menjadi penghapusnya dan
menggantikannya dengan yang lebih baik.” Biarkan ini menjadi sebuah kenangan
manis yang mungkin tidak akan bisa aku lupakan dalam bingkai hidupku.
Mengenalmu, ya mengenalmu. Mungkin aku salah mengenalmu, dalam terdiam aku
tidak memberitahu akan perasaan yang pernah ada dalam hatiku. Cinta. Iya, aku
yakin itu cinta. Cinta yang tidak akan mungkin terbalaskan olehmu. Cinta yang
tidak pernah akan terjawab oleh waktu.
“Semua
akan berakhir pada waktunya
Tak
akan ada yang tersisa
Semua
yang ku miliki akan hilang
Yang
tersisa hanyalah cinta...”
Air yang
perlahan jatuh dari langit di malam hari dan berada di atas dedaunan hijau yang
membuatku damai berada di taman mimpi ini, seperti damai nya hatiku saat berada
disamping cowok yang sangat aku kagumi. Aku memanggilnya Jeyek. Kamu yang
mencoba untuk membuatku belajar tersenyum menyambut embun pagi. Aku
mencintaimu. Apa? Cinta? Apakah benar aku mencintainya??? Entahlah, aku hanya
merasakan sakit di saat aku mengingat tentangnya. Aku hanya ditemani air mata
disaat membuka lembar memory kenangan dalam benakku.
“Cinta
itu bukan apa yang dipikirkan oleh akal; tapi cinta adalah apa yang dirasakan
oleh hati...”
Tak perlu
kamu tahu banyaknya air mata yang membanjiri pipi saat khayalku terbawa dalam
kenangan tentangmu, dan aku pun tak ingin kamu ikut sedih ketika tahu betapa
dinginnya hari-hariku tanpa senyummu. Tak bosan aku menyebut namamu dalam
do’aku, mencoba mengetuk hati sang pencipta surya, memohon agar berbaik hati
mengirimkanmu kembali untukku. Kau adalah mentari yang hangatkan pagiku, dan
bulan yang selalu terangi malamku. Tapi kenapa? Kenapa kini kamu menghilang dan
pergi tanpa kabar? Andai saja masa itu tak pernah ada, mungkin aku tak perlu
repot untuk mencari jawaban atas pertanyaan bodohku ini. Jika dulu aku tahu
bahwa semuanya akan menjadi seperti ini, aku akan lebih memilih tidak pernah
mengenalmu, tidak pernah bertemu denganmu. Tapi, semua sudah terlanjur. Cinta
itu telah duluan singgah di hati aku.
“Cinta
tidak memiliki apapun yang ingin kau dapatkan,
tapi
cinta memiliki semua yang ingin kau berikan...”
Entahlah,
sepertinya memang hati dan pikiranku harus bekerja keras untuk bisa melupakanmu
dan membuang jauh bayangmu. Ku pikir malam Tahun Baru ini adalah moment yang
tepat untuk ku membuang semua rasa itu, mencoba untuk memulai mencoret lembaran
baru. Aku ingin mengubur semua tentang perasaan yang tidak bisa saling memiliki
ini. Aku takut bila tiba masa tekad membulat, aku benar-benar melupakan dia,
gelap akan datang menyapa, hingga membawa ku pada arah yang tidak menentu. Ku
biarkan air mata ini mengalir dalam genangan malam, aku akan terjaga hingga
pada waktu yang tak terbatas, karna tidak ada yang bisa menggantikan
keistimewaannya dihatiku. Aku tau, hal ini begitu sulit untukku jalani hanya
dengan 2 mata dan 1 hati. Aku hanya butuh sandaran untuk menenangkan jiwa ini.
Sulit untukku bayangkan kamu akan berada disampingku. Hingga aku harus putuskan kalau aku akan selalu
tenang tanpa siapapun di hati ini.
“if
you love me, let me know. if not, please let me go...”
Cinta ku
cukupkan untuk berhenti di penghujung tahun 2013, Cukup sampai disini. Aku
telah memahami waktu dan takdir, bahwa waktu dan takdir tak mengijikan aku
menjalin sebuah perasaan yang semakin jauh bersamamu. Tuhan sudah punya rencana
lain dari pertemuan kita, mungkin. Disatu sisi aku memang kehilanganmu tapi
disisi lain aku ingat satu hal bahwa aku tidak boleh menderita jika orang yang
ku cintai pergi meninggalkan aku, karena kamu sebagai orang yang ku cintai akan
selalu ada dihatiku. Kuharap akan temukan cerita indah di tahun 2014 nanti.
“I hope it's worth it, what's left behind me...
I know you'll find your own way when I'm not with
you...”
Pontianak, 31 Desember 2013
23.59
Tidak ada komentar:
Posting Komentar