Oleh:
Nikodemus Niko
Mahasiswa
Sosiologi Fisip Untan
Listrik
merupakan salah satu komponen yang sangat berperan banyak dalam kehidupan suatu
bangsa dan bahkan bagi setiap manusia. Listrik juga sudah
menjadi kebutuhan dasar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi
penarik pertumbuhan ekonomi. Komitmen sesuai dengan visi dan misi
PLN agar semua masyarakat dapat menikmati penerangan listrik dari PLN belum
dapat kami rasakan di dusun Manang hingga jaman teknologi saat ini. Saat saya
pulang ke kampung halaman pada bulan desember lalu, hanya beberapa rumah yang
dapat menikmati terangnya lampu dengan menggunakan mesin genset berbahan bakar
minyak solar dan bensin, namun itu hanya bagi yang mampu saja.
Yang
perlu menjadi pertanyaan yaitu Apakah tidak ada anggaran dari pemerintah
kabupaten untuk pengembangan daerah terpencil khususnya dalam pembenahan
listrik? Sungguh ironis, sudah 68 tahun indonesia merdeka dan sudah 68 tahun
pula kami hanya menikmati janji-janji saja. Kehidupan kami tidak banyak berubah
dalam waktu lebih dari setengah abad ini. Di jaman teknologi ini kami belum
bisa menikmati penerangan listrik. Hal ini menandakan bahwa kami belum
merasakan kemerdekaan itu. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tertulis
“keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, apakah ini adil?
Telinga
kami hanya dipenuhi janji-janji manis para orang-orang yang tinggi dari kami.
Saya ingat betul isi wawancara dengan pejabat desa Cowet, Kecamatan Batang
Tarang pada tahun 2012 silam yang mengatakan bahwa pada tahun 2013 seluruh
dusun dan RT di desa cowet akan di aliri listrik karena sudah ada tanggapan
dari PLN pusat atas pengajuan proposal pada tahun 2012. Namun hingga tahun 2014
ini listrik tetap hanya menjadi angan semata bagi kami. Apalagi menyongsong
pemilihan umum tahun 2014 ini, banyak Caleg yang datang dan mengumbar janji.