#Playlist:
Guardian Angel
¶¶ Little
baby up in heaven
Says to God
“Do I really have to go?”
God replies
“Yes, it’s your time to leave”
But don’t
you worry, you won’t be there alone ¶¶
“Guardian
Angel”—Leah West
Prolog: Hujan
Langit masih
saja berselimut awan tebal. Gemuruh angin kencang mengajak pepohonan menari
bersama. Daun-daun melambai diterpa butiran-butiran bening yang jatuh dari
langit, basah. Kucoba menikmati aroma tanah yang menguap, sembari mengikuti irama
hujan.
Tidak
seperti kemarin-kemarin, setiap kali hujan menyapa Mama selalu menghampiri
dengan segelas kopi, mengajakku duduk sambil bercerita menghadap hamparan sawah
di samping rumah. Mama duduk disebelahku kemudian sambil menghirup aroma kopi
yang ia buat dengan tangannya sendiri.
“Uwa’k, kuna sanga’ iteng’k ka’ ari’wi ja’k
ken’t boo teng’k kampong’k ha’k?”[1] aku bertanya pada mama,
dengan pandangan masih ke hamparan luas persawahan.
“Mayan keh na sekulah, ngajo limu. Usah ji’k
Uwa’k”[2], lalu Mama mengusap rambutku, mengecup ubun-ubun, dan
aku menyandarkan kepala di dadanya, ketika itu kedamaian menyusup dalam sepi.
¶¶ But don’t
you worry, you won’t be there alone
You see,
there’s someone who’s been waiting for you
Quietly
hoping and praying
For you
sweet and safe arrival
Down on
earth ¶¶
Sejak hari
itu, hari terakhir kali aku dan Mama berbincang, hari panjang yang kami lalui
hingga hujan mulai reda; Mama memulai untuk menanam padi, dan aku mecangkul
tidak jauh darinya. Aku masih ingat betul, ketika gerimis masih menghampiri,
Mama terus mengusap pipinya yang basah bercampur keringat. Rambutnya ia biarkan
berterbangan di terpa angin.
Mama,
sebelum menulis surat ini untukmu, aku menyempatkan diri untuk bersandar
dibawah hujan, tanpa payung, hanya ingin membasuh rasa rindu ini bersama hujan.
Aku ingin memelukmu lagi, Mama, lewat hujan pagi ini.
¶¶ Everyone
is born with a Guardian Angel
On her wings
she’ll let you soar
Higher than
you though was possible ¶¶
Bandung, 12 Desember
2015, 08.30
Selamat pagi Ma, bagaimana kabar Mama? Aku selalu
berharap Mama selalu dalam keadaan sehat. Aku hanya sering mendengar kabar Mama
dari Ayah ketika menelpon. Aku jarang sekali mendengar suara Mama karena setiap
kali menelpon, Ayah selalu memanjat pohon untuk mencari sinyal operator.
Nampaknya konyol, ya, Ma? Kisah kita itu seperti di film-film. Tapi inilah
realitanya, bahwa di kampung kita belum ada sinyal operator handphone, kecuali
dengan cara Ayah memanjat pohon. Dan aku tahu Mama tidak bisa memanjat pohon,
bagaimana bisa aku mendengar suara Mama dari dekat. Tapi ketika setiap kali
Ayah dan aku telponan, Mama selalu ada, kan?—menunggu Ayah dibawah pohon—dan
aku dapat mendengar samar-samar suara Mama di seberang pulau sana. Aku rindu
Ma, aku sangat merindukan Mama. Sudah hampir satu tahun aku tidak dapat memeluk
Mama, tidak dapat mencium tangan Mama. Tu me manques,
Mére.[3]
¶¶ She’ll
love you and protect you
Like no
other
And your
Guardian Angel has a name
You can call
her
Mother ¶¶
Aku dan Mama |
Ma, jangan khawatirkan aku disini. Aku selalu baik-baik
saja, dan aku rajin berdoa untuk Mama dan juga Ayah. Tapi satu hal yang tidak
bisa aku lakukan, yaitu membuat masakan yang rasanya sama seperti masakan Mama.
Aku kangen masakan Mama, Ma. Terakhir, Mama masak sayur daun singkong rebus,
kemudian Mama campur garam dan minyak ikan asin. Kala itu aku makan sangat
lahap sekali. Begitu juga Ayah, ia makan sama lahapnya denganku. Aku meyakini
restoran mana pun tidak akan ada yang menyamai lezatnya masakan Mama.
¶¶ As you
grow and make your way on
Through the
world
She’ll be a
softer light to guide
You on your
way ¶¶
Ma, Mama lagi apa sekarang? Aku yakin Mama sedang berada
di sawah sekarang, karena aku tahu dulu setiap jam 6 pagi Mama selalu
membangunkan aku untuk berangkat ke sawah bersama-sama. Maafkan aku yang belum
sempat bertanya “Apa Mama tidak pernah capek, setiap hari bekerja di sawah?”
Aku saja merasa capek, Ma ngelihatin kerjaan Mama. Dan Maafkan aku Ma, yang
belum mengucapkan “Mama di rumah aja ya, biar aku yang sekarang menafkahi
Mama.”
¶¶ Instilling
bits of wisdom like arrows
In your
quiver
To help with
all the challenges
You’ll have
to face ¶¶
Ma, lagu-lagu natal sudah mulai terdengar disini. Dulu
Mama mengajarkan aku menyanyikan lagu-lagu natal, yang kuingat hingga saat ini
adalah lagu malam kudus yang pernah kita nyanyikan bersama. Mama sangat
menyukai lagu itu, dan aku pun sangat suka ketika Mama menyanyikannya. Walau
aku tahu bekerja dibawah terik sinar matahari adalah hal yang tidak
menyenangkan, tetapi Mama masih sempat-sempatnya bernyanyi merdu. Aku
merindukan suara sendumu itu Ma. Dulu Mama juga suka menyanyikan lagu
Cicak-cicak di dinding untuk menghantarkan aku dalam tidur nyenyak. Tapi kini,
aku kesepian, Ma. Tidak ada yang dapat aku dengar disini selain suara tangisku
sendiri.
¶¶ Rest
assured that no matter
Where you
are
You’ll be
surrounded
By her love ¶¶
Ma, aku percaya kok kalau Mama selalu mendoakan aku. Mama
tidak pernah sekali pun untuk tidak pergi ke gereja setiap hari minggu. Mama
tak pernah capek kan mendoakan aku, Ma? Ah, aku tahu ini pertanyaan yang tak
sepantasnya aku pertanyakan lagi. Ma, aku sering ketakutan. Aku takut
kehilangan Mama. Maafkan aku karena berprasangka buruk pada Tuhan. Tapi
percayalah Ma, nama Mama dan juga Ayah selalu aku selipkan dalam setiap
lantunan doa terindahku. Mama jaga kesehatan ya, Ma. Aku mencintaimu, Ma, lebih
dari mencintai diri aku sendiri.
¶¶ A gentle
support to help you
Keep your
faith
You’re
always in hearth and who
She’s
thinking of ¶¶
Ma, hujannya sudah mulai reda. Jika di Kalimantan juga
sedang hujan, pasti Mama masih terduduk di dangau sawah kita, kan? Dan kemudian
setelah hujan reda Mama melanjutkan bekerja di tengah sawah. Ma, ayo kita
berhujan bersama. Biar hujan sama-sama saling memeluk kita, Ma. Agar rasa
rinduku ini disampaikan oleh hujan kepadamu, Ma. Mama dapat mendengarkan suara
aku kan Ma, aku rindu Mama.
¶¶ The
sacrifices she will make
To put you
first when everything’s at stake
How all that
she’s devoted
Until now
you never noticed
She was
showing you
How to be a
Guardian Angel too ¶¶
—Stop—
Note:
[1] Ma,
bagaimana jika suatu hari nanti aku akan pergi dari kampung ini, meninggalkan
mama? (terj. Bahasa Dayak Mali.
[2] Pergilah
untuk sekolah, menimba ilmu. Jangan seperti Mama. (terj. Bahasa Dayak Mali)
[3] Aku
merindukanmu, Mama. (terj. Bahasa France)
*Penulis: Nikodemus Niko
Casino Games at MyRivers Hotel & Casino - Mapyro
BalasHapusPlay some casino 서울특별 출장안마 games 대구광역 출장마사지 and enjoy the welcome bonuses. Play your favorite slots, 전주 출장샵 table games, & more at 강원도 출장안마 MyRivers Hotel 대구광역 출장안마 & Casino.