Oleh: Nico Ajah
26 Oktober 2014
Bangun pagi, ah, aku
sangat membenci pagi, sehingga aku agak terlambat bangun. Mandi, gosok gigi
(ehh jadi kayak nyanyian anak-anak deh), to the point aja, hari ini kami mau
jalan-jalan dulu setelah itu baru deh nyari alamat om aku yang kebetulan ada
rumah di daerah Senen, jakarta pusat. Naek busway. Yeh, sekarang mesti pakai
kartu yang mirip ATM. Kami harus membelinya Rp40.000, dengan isi pemakaian
Rp20.000, berarti harga kartunya Rp20.000. cukuplah untuk kami 6 orang. Tujuan
kami ke Monas. Setibanya disana, ribuan polisi sudah memadati seluruh sudut
Monas. Ada apa sih? Eh, rupanya untuk pengamanan pelantikan presiden baru,
Jokowi. Foto-foto (wajib), beli oleh-oleh gak jelas (gak tau untuk siapa),
santai-santai, setelah itu kami bertekad untuk melihat gedung untuk kami test
besok, Departemen Keuangan RI. Amazing...
Batery hp seadanya,
digunakan buat GPS jalan dan arah gedung (untung pake gadget), dari Monas
berjalan kaki menuju simpang gereja katedral, ternyata salah arah sehingga kami
harus berbalik lagi. Kemudian melewati Kementrian Agama RI, dan belok kiri
ketemu gedung Kementrian Keuangan. Setibanya disana, Amin sudah nyelonong
langsung nanya ke satpam. Kami terdiam, berdiri di pinggir jalan, seperti
patung.
“Biarkan
dia berkarya” ujar Asyura.
“Yukkk,
Banget” sergahku.
Akhirnya
dia menghampiri kami “Pak satpamnya bilang, benar ini tempat nye”.
Keraguan
yang saat itu hinggap dalam benak kami masing-masing. Mencari kepastian,
kebenaran, atau apalah namanya. Tunjukkan alamat lengkap, bebongkar file. Aku
dan bang irul yang berkarya, hehehe... dan ternyata, gedungnya terdapat di
belokan kanan seberang hotel borobudur, eerrrrrr.....
Bergegas
menuju kesana, bertanya pada pak polisi. Dan eng, ong, eng. Benar itu gedung
A.A Maramis II. Lega, senang, atau apalah nama rasa itu. Sekarang saatnya
berburu alamat om aku yang ada di jakarta pusat, daerah Senen sih, kan gak sesempit
itu. Hikssss....
Oke
fix, naek angkot (tapi bukan metromini) menuju terminal Rifoli, tidak sampai 10
menit sih. Dan jalan kaki menuju alamat tujuan, tidak sampai 15 menit sudah
tiba. Ah, alamat sudah ketemu, laper. Makan dulu deh di warteg gitu (padahal di
jakarta bukan di tegal, hihihi).
Kesan
pertama di rumah itu, serem, berhantu, dan memang benar. Rumah itu adalah rumah
hantu. Hihihi... Amin ingin pergi, memilih menginap di masjid terdekat, namun
karena kompromi akhirnya tidak jadi. Karena dia lah yang pertama kali di
isengin hantu itu, saat pertama masuk ruang tengah.
Setelah
membersihkan beberapa ruangan untuk kami istirahat, mandi dan membuka jadwal
test untuk besok. Aku dan Asyura akan test Leaderless
Group Discussion (LGD), sedangkan bang Irul dan Amin akan test wawancara di
hari pertama besok. Deg, deg, deg. Aku sepanjang jalan tidak bisa tidur,
bagaimana itu LGD ini pengalaman pertama sepanjang hidupku, oh, God, help me.
Benar
saja sepanjang malam, tiada henti aktivitas di dapur seperti memasak, keran air
terbuka, dan banyak bunyi aneh yang sangat di luar batas wajar, namun di dengar
oleh telinga aku. Bukan hanya aku saja, ternyata teman-teman yang lain juga
mendengarkan. Hingga subuh menjelang, berarti semakin dekat jadwal test itu.
Aku terdapat dalam kelompok 4, jadwalnya jam 13.00, sebenarnya dari jam 7 pagi
hingga jam 1 siang, tidak akan terasa lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar